Komandan Militer India dan RRC Bertemu di Tengah Seruan Boikot Barang China
Komandan militer India dan China bertemu pada Senin (22/6/2020) untuk mencoba meredakan ketegangan di perbatasan Himalaya yang menjadi sengketa.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Dua perwira senior termasuk dari 10 tentara India, yang sempat ditangkap dalam bentrokan di perbatasan, di Himalaya yang memakan korban, sedikitnya 20 tentara India tewas.
Pembebasan ini dilakukan setelah kedua belah pihak melakukan sejumlah pembicaraan dalam upaya untuk meredakan ketegangan setelah bentrokan.
Surat Kabar India The Hindu dan The Indian Express pada Jumat (19/6/2020) melaporkan pembebasan ini terjadi setelah berlangsung pembicaraan tingkat tinggi antara militer India dan Cina pada Kamis (18/6/2020) untuk meredakan tensi di perbatasan.
The Indian Express, mengutip pejabat yang enggan namanya disebutkan, mengatakan 10 tentara yang dibebaskan oleh China, sekitar pukul 17.00 waktu setempat (11:30 GMT) pada Kamis (18/6/2020).
"Para prajurit yang dibebaskan, langsung diperiksa secara medis dan mendapat pembekalan pendahuluan," kata laporan media India itu.
"Mereka dikembalikan terluka," kata The Hindu.
The Indian Express menjelaskan, ini adalah kejadian pertama kalinya setelah Perang India-China 1962 lalu, tentara India ditangkap dan ditahan oleh pihak China.
Tentara India, pada Kamis (18/6/2020) menyangkal prajuritnya berada dalam tahanan China.
"Tidak ada pasukan India yang hilang dalam bentrokan, " demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh Angkatan Darat India.
Kemudian pada hari itu, tentara India mengatakan 76 prajuritnya terluka dalam bentrokan hari Senin malam di lembah Galwan.
Lima puluh enam dari mereka yang terluka telah kembali bekerja.
China belum secara resmi mengungkapkan apakah ada korban dalam bentrokan dengan India.
Selama ini, India dan Cina tidak pernah baku tembak di perbatasan sejak 1967.
India sudah mengadakan pemakaman 20 tentaranya yang meninggal dalam bentrokan fisik dengan militer China di perbatasan Senin (15/6/2020) lalu.
Upacara pemakaman Kamis (18/6/2020), berlangsung di tengah dua pimpinan negara sedang mencari jalan keluar untuk menghindari terulangnya bentrokan. (Reuters/Aljazeera/Swarajya/NDTV/AP/AFP)