Jadi Korban Kegagalan Trump Atasi Corona, Warga AS Akan Dilarang Keluar-Masuk Eropa
Kendati akan kembali membuka perbatasannya, warga Amerika Serikat kemungkinan akan dilarang masuk ke kawasan Uni Eropa.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Uni Eropa (UE) berencana membuka kembali perbatasannya pada 1 Juli mendatang, ini memungkinkan masuknya para pelancong untuk kali pertama ke kawasan itu sejak diberlakukannya penutupan pasca pandemi virus corona (Covid-19) memburuk pada Maret lalu.
Kendati akan kembali membuka perbatasannya, warga Amerika Serikat kemungkinan akan dilarang masuk ke kawasan Uni Eropa.
Dikutip dari laman Business Insider, Rabu (24/6/2020), UE saat ini sedang mempertimbangkan untuk melarang warga negeri paman sam memasuki kawasan tersebut karena AS dinilai belum cukup mampu mengontrol penyebaran corona.
Seperti yang dilaporkan The New York Times pada hari Selasa kemarin, mengutip draft daftar pelancong yang akan diizinkan masuk ke kawasan UE.
Selain AS, pelancong dari Rusia dan Brazil juga akan dilarang memasuki negara-negara UE.
Baca: Komisi Anti-Persaingan Usaha Uni Eropa Investigasi Praktik Bisnis Apple Pay dan App Store
Langkah ini akan menjadi pukulan besar bagi harga diri dan citra Amerika, meskipun pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa wabah corona di AS telah berada di bawah kendali.
AS saat ini telah mencatat lebih dari 2,3 juta kasus virus corona dan 120.000 diantaranya tewas akibat virus ini, angka tersebut jauh lebih banyak dibandingkan negara lain.
Baca: Penasihat Donald Trump Sebut Covid-19 Merupakan Produk Partai Komunis China
Pada awal Maret lalu, pemerintahan Trump menerapkan kebijakan pelarangan perjalanan dari sebagian besar negara Eropa ke wilayah AS.
Hal itu karena meningkatnya wabah yang terjadi di Italia Utara, Jerman, dan negara lainnya di Uni Eropa.
Larangan tersebut pun hingga saat ini belum dicabut, meskipun kini sebagian besar negara Eropa telah mampu menekan penyebaran wabahnya.
Penutupan perbatasan Eropa yang diberlakukan pada Maret lalu sebenarnya berlaku untuk para wisatawan yang berasal dari sebagian besar negara di luar blok, tidak khusus bagi warga Amerika saja.
Namun, larangan baru kali ini yang diharapkan diumumkan sebelum 1 Juli 2020, diterapkan khusus bagi beberapa negara yang dianggap buruk dalam menangani wabah tersebut, termasuk AS.
Tolok ukur utama dari pengkategorian ini dihitung dari jumlah rata-rata infeksi baru UE per 100.000 orang selama dua minggu terakhir.
Untuk Uni Eropa, angka itu adalah 16, namun bagi AS, itu mencapai 107.
Sedangkan jumlah rata-rata infeksi Brazil per 100.000 orang selama dua minggu terakhir adalah 190, lalu Rusia adalah 80.
Daftar tersebut akan ditinjau kembali setiap dua minggu berdasarkan jumlah temuan kasus baru. Melarang warga Amerika memasuki wilayah Eropa tentunya akan berdamak signifikan bagi UE.
Perlu diketahui, jutaan wisatawan Amerika mengunjungi negara-negara di blok itu setiap tahunnya.
Saat permintaan perjalanan dipulihkan dan banyak warga Amerika berusaha untuk bepergian ke luar negeri lagi, pengecualian ini pun diprediksi akan merugikan UE.
Karena ekonomi banyak negara biasanya bergantung pada sektor pariwisata yang kini tengah terseok mengatasi dampak dari pandemi.
Demikian pula para pelancong Eropa yang menghabiskan jutaan dolar untuk liburan di AS setiap tahunnya.
Pemerintah AS pun dapat memberlakukan larangan yang sama untuk warga Eropa sebagai aksi pembalasan.