Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gilead Sciences Dikabarkan Tetapkan Harga Remdesivir Rp 44,8 Juta

Gilead Sciences mengungkapkan harga untuk remdesivir yang digunakan sebagai pengobatan Covid-19 sekira Rp 44,8 juta.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Gilead Sciences Dikabarkan Tetapkan Harga Remdesivir Rp 44,8 Juta
Ulrich Perrey / POOL / AFP
Satu botol obat Remdesivir terletak saat konferensi pers tentang dimulainya penelitian obat Ebola Remdesivir pada pasien yang sakit parah di Rumah Sakit Universitas Eppendorf (UKE) di Hamburg, Jerman utara pada 8 April 2020 

"Pendanaan publik sangat diperlukan pada setiap tahap dan ilmuwan pemerintah memimpin tim penemuan obat awal," tambah Public Citizen.

Institute for Clinical and Economic Review, kelompok nirlaba yang menganalisis harga obat angkat bicara soal harga remdesivir.

Mereka mengatakan, remdesivir akan menghemat biaya dalam kisaran Rp 65,7 miliar hingga Rp 72,8 miliar jika berhasil menyelamatkan nyawa.

Seorang apoteker memegang sekotak tablet dexamethasone di sebuah toko kimia di London. Steroid dexamethasone pada Selasa (16/6/2020) diperlihatkan sebagai obat pertama yang secara signifikan mengurangi risiko kematian pada kasus pasien COVID-19 yang parah. Uji coba ini dipuji sebagai
Seorang apoteker memegang sekotak tablet dexamethasone di sebuah toko kimia di London. Steroid dexamethasone pada Selasa (16/6/2020) diperlihatkan sebagai obat pertama yang secara signifikan mengurangi risiko kematian pada kasus pasien COVID-19 yang parah. Uji coba ini dipuji sebagai "terobosan besar" dalam perang melawan Covid-19. (AFP/Justin Tallis)

Tetapi, berita terbaru mengatakan obat steroid murah yang disebut dexamethasone meningkatkan kelangsungan hidup.

Dengan begitu, remdesivir harus dihargai antara Rp 36,1 juta dan Rp 40,1 juta.

Gilead dikabarkan telah mengajukan persetujuan penuh untuk obat di AS.

Baca: Ilmuwan Temukan Dugaan Virus Corona Muncul di Italia Sejak Desember 2019, Sebelum China

Baca: Ilmuwan Klaim Virus Corona Telah Berada di Italia Sejak Desember 2019: Ditemukan dalam Limbah Air

*WHO belum merekomendasikan obat atau vaksin apa pun untuk mengobati Covid-19. Penelitian lebih lanjut masih dalam pengembangan.

Berita Rekomendasi

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas