Nyawa Dua Remaja di AS Ditembak Gara-Gara Tanya Tinggi Badan, Begini Kejadiannya
Bukannya menjawab, pria yang memiliki tinggi 190 sentimeter itu malah melancarkan sembilan tembakan ke arah dua remaja tersebut
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, AMERIKA SERIKAT – Remaja Chicago, Amerika Serikat menembak dua remaja lain hingga tewas hanya karena pertanyaan soal tinggi badan.
Francis Jasean (17) dan Charles Riley (16), kehilangan nyawa seusai bertanya berapa tinggi badan si pelaku, Laroy Battle (19).
Berdasarkan laporan Mirror.co.uk, Senin (29/6/2020), insiden ini terjadi pada Sabtu (20/6/2020) akhir pekan lalu di sebuah minimarket tempat Francis dan Riley membeli cemilan permen.
Keduanya pergi ke toko untuk membeli permen sebelum akhirnya terjadi pertemuan fatal dengan Laroy Battle pada pukul 17:00 pada hari Sabtu, 20 Juni.
Pihak kepolisian mengatakan, dua remaja tersebut tak sengaja bertemu Battle.
Melihat pria berusia 19 tahun ini sangat tinggi, Francis dan Riley pun menanyakan detail tinggi badan remaja tersebut.
Bukannya menjawab, pria yang memiliki tinggi 190 sentimeter itu malah melancarkan sembilan tembakan ke arah dua remaja tersebut.
Baca: Polisi Tangkap Tersangka Penembakan Saat Protes Damai di Louisville
Wakil Kepala Detektif Brendan Deenihan mengatakan kedua korban berkomentar, karena Battle memiliki tubuh yang tinggi.
"Mereka bertanya berapa tinggi dia dan berharap bisa setinggi itu suatu hari nanti," katanya.
Namun, keduanya belum sempat menikmati pertumbuhan tinggi badannya, anak tersebut sudah merengang nyawa.
"Dan sayangnya, jelas kita tidak akan pernah melihat pertumbuhan penuh anak-anak miskin ini," ujar Brendan Deenihan .
Francis Jasean yang ditembak di punggung, dada, dan tangan kiri, serta Charles Riley yang menderita luka tembak di punggung dan kaki kiri dinyatakan tak selamat seusai dibawa ke Pusat Medis Universitas Chicago.
Baca: Jawaban Soal Rata-rata Tinggi Badan, Dilengkapi Materi Belajar di Rumah TVRI untuk SMA/SMK
Salah satu remaja mengatakan kepada Battle bahwa dia berharap bisa setinggi pria tersebut, karena dia bermimpi menjadi pemain bola basket.
Para korban, menurut keluarga, digambarkan sebagai anak-anak yang baik.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.