Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selamat Tinggal 'Queen of the Skies': Boeing Akhiri Produksi Jumbo Jet 747

Mei lalu ada 9 pesanan pesawat angkut baru, namun pada saat yang sama pula terdapat pembatalan pemesanan yang mencapai angka dua kali lebih banyak.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Selamat Tinggal 'Queen of the Skies': Boeing Akhiri Produksi Jumbo Jet 747
leafcutter.com.au
Ilustrasi: Pesawat Boeing 747-400 Qantas 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Raksasa kedirgantaraan Amerika Serikat (AS) Boeing dikabarkan akan berhenti memproduksi 'pesawat ikoniknya' seri 747 untuk selamanya, setelah menyelesaikan produksi 16 jet terakhir yang sedang dipesan.

Hal ini juga dipicu pandemi virus corona (Covid-19) yang telah melumpuhkan pasar yang telah melesu terkait pemesanan pesawat.

Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (4/7/2020), sumber internal perusahaan itu mengatakan bahwa final 747 ini diharapkan diluncurkan dari area pabrik perusahaan di Seattle, dalam dua tahun ke depan.

Kendati demikian, sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari Boeing yang mengumumkan keputusan terkait masa depan Jet Jumbo itu.

Perlu diketahui, akhir-akhir ini, jumlah pembatalan pesawat jauh melebihi pesanan untuk pabrikan tersebut.

Turunnya permintaan untuk perjalanan udara karena dampak dari pandemi corona pun turut memperburuk situasi.

Baca: Dikandangkan di Banyak Negara, 737 Max Kembali Diproduksi oleh Boeing

Baca: Gara-gara 737 MAX, Boeing Setuju Bayar Ganti Rugi 300 Juta Euro ke Perusahaan Jerman TUI

Berita Rekomendasi

Manajemen Boeing telah melaporkan bahwa pada Mei lalu ada sembilan pesanan pesawat angkut barunya, namun pada saat yang sama pula terdapat pembatalan pemesanan yang mencapai angka dua kali lebih banyak.

"Dengan laju pembuatan setengah pesawat per bulan, program 747-8 memiliki produksi lebih dari dua tahun ke depan untuk memenuhi komitmen pelanggan kami saat ini, kami akan terus membuat keputusan yang tepat untuk menjaga lini produksi tetap sehat dan memenuhi kebutuhan pelanggan," kata manajemen Boeing.

Menurut prediksi Analis Jefferies Sheila Kahyaoglu, sejak 2016 lalu, perusahaan yang berbasis di Chicago ini telah kehilangan sekitar 40 juta dolar AS untuk masing-masing varian 747, saat memperlambat produksi dan menguranginya menjadi hanya 6 jet dalam setahun.

Boeing telah mencatat 4,2 miliar dolar AS dalam biaya akuntansi untuk 747-8.

Pesawat Boeing 747SP yang membawa Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud saat tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (1/3/2017). Raja Salman disambut langsung oleh Presiden Joko Widodo kemudian menuju ke Istana Bogor untuk melakukan pertemuan. Rencananya Raja Salman akan berada di Jakarta hingga Jumat mendatang dan kemudian pergi ke Bali. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Pesawat Boeing 747SP yang membawa Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud saat tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (1/3/2017). Raja Salman disambut langsung oleh Presiden Joko Widodo kemudian menuju ke Istana Bogor untuk melakukan pertemuan. Rencananya Raja Salman akan berada di Jakarta hingga Jumat mendatang dan kemudian pergi ke Bali. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

747 ini mencatat pesanan terakhirnya sebagai jet penumpang pada 2017 lalu untuk Air Force One.

Dijuluki ‘Queen of the Skies,’ 747 merupakan jenis pesawat berbadan lebar dan kali pertama diluncurkan dari pabrik Everett di luar Seattle pada tahun 1968.

Penerbangan pertama 747 ini dilakukan pada 9 Februari 1969 dan disertifikasi pada akhir tahun itu.

Pesawat ini merupakan pesawat pertama yang dijuluki 'Jumbo Jet.'

Baca: CEO Boeing Sebut Bakal Ada Maskapai di AS yang Akan Bangkrut Akibat Wabah Covid-19

Baca: Boeing Hentikan Kesepakatan Merger dengan Embraer Brazil

Pada tahun 2005, perusahaan pun akhirnya memperkenalkan varian terbaru dan terbesar dari 747, yakni Boeing 747-8.

Pesawat angkut 747-8F pertama melakukan penerbangan perdananya pada tahun 2010, diikuti pesawat penumpang 747-8I Intercontinental pada Maret 2011.

Versi kargo pun pertama kali dikirim pada Oktober 2011 dan pesawat ini memulai layanan komersialnya pada Juni 2012.

Saat ini, ada sekitar 91 persen dari semua varian 747 dalam layanan telah diparkir karena pandemi corona.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas