Supercomputer di Jepang Simulasikan Bagaimana Cara Kurangi Risiko Penularan Virus Corona di Udara
mengoperasikan kereta komuter dengan jendela terbuka serta membatasi jumlah penumpang dapat mengurangi risiko penularan virus corona di udara.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Pihaknya menekankan, lebih banyak bukti perlu dikumpulkan dan ditafsirkan dengan jelas.
Sementara itu, Jose Jimenez, ahli kimia dari University of Colorado, yang ikut dalam penelitian tersebut, mengatakan pihaknya tidak bermaksud untuk menyerang WHO melalui temuannya.
Tetapi mereka merasa perlu diumumkan ke publik, pasalnya WHO sempat menolak untuk mendengar hasil temuannya.
"Jika orang mendengar udara, petugas layanan kesehatan akan menolak untuk datang ke rumah sakit," katanya.
Baca: Temuan Ratusan Ilmuwan, Partikel Kecil Virus Corona di Udara Dapat Menginfeksi Manusia, Kata WHO?
Jimenez mengatakan pihak WHO selalu menilai bukti tentang transmisi udara ini tidak beragam secara ilmiah, dan tidak didukung oleh para ahli yang ada di bidangnya.
Tetapi, WHO saat ini mempertimbangkan untuk menerbitkan laporan tentang bukti seputar transmisi Covid-19 dalam beberapa hari ke depan.
Menurut Van Kerkhove, hal ini akan mencakup panduan tentang menjaga jarak fisik dan penggunaan masker dalam pengaturan tertentu.
Saat ini, pihak WHO masih menyarankan untuk menjaga jarak satu meter diantara masyarakat.
Pedoman tersebut pun diikuti oleh banyak pemerintah di seluruh dunia.
Namun, setiap perubahan juga bisa berarti menggeser kebijakan banyak pemerintah tentang pengurangan risiko infeksi.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Maliana)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.