Supercomputer di Jepang Simulasikan Bagaimana Cara Kurangi Risiko Penularan Virus Corona di Udara
mengoperasikan kereta komuter dengan jendela terbuka serta membatasi jumlah penumpang dapat mengurangi risiko penularan virus corona di udara.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Temuan Virus Corona Menular Melalui Udara, WHO: Kebijakan Jaga Jarak & Pakai Masker Bisa Berubah
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya telah mengakui ada "bukti yang muncul" dari penularan virus corona melalui udara.
Padahal, selama ini WHO selalu menyangkal bila Covid-19 bisa ditularkan melalui udara.
Pihaknya selalu mengatakan, virus ini menyebar melalui percikan atau droplet yang dikeluarkan manusia dari hidung dan mulut.
Pemimpin teknis WHO dalam penanganan Covid-19, Maria Van Kerkhove, menjelaskan adanya bukti yang menunjukkan beberapa partikel virus bertahan di udara.
Menurutnya, partikel dari virus yang dihembuskan ke udara, tidak langsung turun ke dalam tanah.
Baca: Didesak 239 Ilmuwan, WHO Sebut Akan Tinjau Bukti Transmisi Virus Corona Lewat Udara
Temuan virus ini bisa menyebar lewat udara pertama kali disampaikan melalui jurnal Clinical Infectious Diseases.
Jurnal tersebut disusun oleh 239 ilmuwan dari 32 negara.
Berdasarkan temuannya, sekelompok peneliti ini mendesak WHO untuk segera menerbitkan panduan baru.
Terlebih dalam upaya penyebaran virus corona yang sudah menyebar di seluruh dunia ini.
Pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi, Benedetta Allegranzi, juga mengakui bukti itu.
Tetapi dirinya mengatakan, temuan tersebut belum pasti atau definitif.
Baca: Trump Tuduh WHO Boneka China, PBB Umumkan Amerika Serikat Keluar dari WHO Mulai 6 Juli 2021
"Kemungkinan penularan melalui udara tidak dapat dikesampingkan dalam pengaturan rumah yang berventilasi buruk.
"Seperti daerah kumuh, berdekatan dan tertutup," ujarnya, dikutip Tribunnews dari Sky News.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.