Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS, Kanada, dan Inggris Tuduh Rusia Meretas Data Percobaan Vaksin Covid-19

Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada menuduh Rusia meretas data vaksin Covid-19, Kamis (16/7/2020).

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in AS, Kanada, dan Inggris Tuduh Rusia Meretas Data Percobaan Vaksin Covid-19
Fresh Daily
Ilustrasi vaksin virus corona. 

Namun tuduhan untuk Rusia kali ini menyertakan detail nama kelompok dan perangkat lunak digunakan untuk meretas.

Ilustrasi vaksin virus corona.
Ilustrasi vaksin virus corona. (Fresh Daily)

Baca: Bantu Pelanggan Jaga Jarak Sosial, Pemilik Bar di Inggris Ini Pasang Pagar Listrik

Baca: Justin Trudeau Klaim Penanganan Covid-19 Kanada Lebih Baik daripada Amerika Serikat

Selain itu, Rusia pernah menyerang partai berkuasa di AS, Demokrat saat Pemilihan Presiden 2016.

"Saya pikir (pemerintah) memiliki intelijen yang sangat spesifik yang dapat mereka berikan," kata John Hultquist, direktur analisis senior di Mandiant Threat Intelligence.

Sementara itu, juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov menyangkal tuduhan tersebut.

"Kami tidak memiliki informasi tentang siapa yang mungkin telah meretas perusahaan farmasi dan pusat penelitian di Inggris," jelas Peskov.

"Kita dapat mengatakan satu hal, Rusia tidak ada hubungannya dengan upaya-upaya itu," kata Peskov, menurut kantor berita negara Tass.

Dikutip dari USA Today, The National Cybersecurity Centre Inggris tidak menjelaskan apakah Presiden Rusia, Vladimir Putin mengetahui aksi peretasan ini. 

Berita Rekomendasi

Cozy Bear sudah diidentifikasi oleh Washington sebagai salah satu dari dua kelompok peretasan saat Pemilu 2016.

Baca: Gubernur BI Sebut Naiknya Tensi AS dan China Picu Ketidakpastian

Baca: Rupiah Kembali Ditutup Melemah ke Level Rp 14.625 per Dolar AS

Kelompok satunya bernama Fancy Bear.

Sebelumnya Inggris, AS, dan Kanada merilis laporan yang menuduh Cozy Bear telah menggunakan perangkat lunak khusus untuk meretas sejumlah organisasi global, Kamis (16/7/2020).

Badan keamanan cybersecurity Departemen Keamanan Dalam Negeri AS pada April lalu juga memperingatkan serangan peretas terhadap data Covid-19.

Adapun orang-orang yang ditargetkan adalah sistem kesehatan, perusahaan farmasi, akademisi, organisasi penelitian medis, dan pemerintah daerah.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas