PM Irak Mustafa Al-Kadhimi Doakan Kesehatan Raja Salman Lewat Sambungan Telepon
Raja Arab Saudi, Raja Salman menerima panggilan telepon dari Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi, Rabu (22/7/2020).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Raja Arab Saudi, Raja Salman menerima panggilan telepon dari Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi, Rabu (22/7/2020).
Dalam panggilan telepon tersebut Al-Kadhimi menanyakan soal kesehatan Raja Salman.
Mengutip dari Arab News, Al-Kadhimi dikabarkan mendoakan kesehatan dan kesejahteraan Raja Salman.
Baca: Kondisi Stabil, Raja Salman Pimpin Rapat Kabinet Virtual dari Rumah Sakit
Baca: Raja Salman Pimpin Rapat Kabinet dari Rumah Sakit, Kondisinya Stabil
Sebagai gantinya, Raja Salman berterima kasih atas sikap dan perhatian Al-Kadhimi.
Lebih lanjut, Raja Salman juga menerima banyak pesan baik dari para pemimpin dunia sejak dia dirawat di rumah sakit.
Raja Salman Dilarikan ke Rumah Sakit karena Peradangan Kandung Empedu
Sebelumnya, Raja Salman dilarikan ke rumah sakit akibat peradangan kandung empedu yang dia derita.
Mengutip dari Daily Sabah, Raja berusia 84 tahun itu menjalani tes medis di King Faisal Specialist Hospital, Riyadh.
Berita ini dibagikan oleh Pengadilan Kerajaan dalam sebuah pernyataan yang disampaikan Lembaga Pers Saudi, Senin (20/7/2020).
Namun, pernyataan singkat tersebut tak memberikan keterangan lebih rinci terkait penyakit sang raja.
Baca: Alami Radang Empedu, Raja Salman Dirawat di Rumah Sakit
Raja Salman Tunjuk MBS sebagai Putra Mahkota
Lebih jauh, Raja Salman berkuasa sejak Januari 2015 lalu.
Dia dianggap sebagai raja Saudi terakhir dari generasinya yang memegang kekuasaan sejak kematian sang Ayah.
Raja Salman telah menunjuk putranya yang berusia 34 tahun sebagai Putra Mahkota.
Namun, gaya kepemimpinan Mohammed bin Salman menuai kontroversi.
Baca: Supir dan Perawat Rentan Terpapar, Kasus WNI Terkonfirmasi Positif di Arab Saudi Bertambah
Pasalnya, sang Pangeran dikenal tegas dan berani, serta konsolidasi kekuasaan dan mengesampingkan saingan potensialnya.
Dengan dukungan sang ayah, Pangeran Mohammed telah mengubah kerajaan dalam beberapa tahun terakhir.
Sang Pangeran dikabarkan menahan puluhan aktivis dan menuai kritik.