Anak-anak Tidak Paham Social Distancing, Menteri Pendidikan Malaysia Didesak Kembali Tutup Sekolah
Menteri pendidikan Malaysia didesak untuk menutup kembali sekolah dasar karena anak-anak dinilai belum siap kembali bersekolah
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pendidikan Malaysia didesak untuk menutup kembali sekolah dasar karena anak-anak dinilai belum siap kembali bersekolah apalagi Covid-19 belum sepenuhnya hilang.
Datuk Seri Mohd Sharkar Shamsudin, Dewan Tertinggi UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu), menyebut bahwa anak-anak SD, khususnya di kelas satu sampai tiga, belum sepenuhnya memenuhi social distancing.
"Mereka (siswa) tidak melaksanakan social distancing karena mereka belum sepenuhnya paham."
"Mereka hanya bergantung pada guru mereka untuk merawat mereka," ujarnya dalam sebuah pernyataan yang dikirim kepada Utusan Malaysia.
Mohd Sharkar berkesempatan mengunjungi salah satu sekolah dasar di SK Jalan Bahagia.
"Saya melihat para siswa, khususnya kelas 1-3, tidak mengerti social distancing. Mereka belum siap kembali ke sekolah.
Baca: Tunggakan Pajak Mantan PM Malaysia Najib Razak Mencapai Rp 5,8 Triliun
Baca: Malaysia Bisa Berbangga, Tim F1 dan MotoGP yang Didukung Petronas Juara Balapan
Dilansir World of Buzz, sekolah dasar (kelas 1-4) sudah dibuka sejak 22 Juli lalu.
Sementara kelas 5-6 sudah masuk sekolah lebih awal, yaitu sejak 15 Juli.
Mohd Sharkar menambahkan, pemerintah tidak seharusnya mengambil langkah buru-buru demi mencegah munculnya klaster baru yang melibatkan anak sekolah.
Selain mendesak menteri pendidikan untuk menutup sekolah kembali, Mohd Sharkar juga menambahkan, siswa Form 1-3 (setara SMP) diberi libur sekolah.
"Hanya siswa dari Form empat dan lima (setara SMA) yang boleh berada di sekolah sampai kami yakin bahwa penyebaran virus sudah terkendali dan vaksin telah ditemukan."
Baca: Update Corona Indonesia 24 Juli 2020: Bertambah 1.761, Kini Ada 95.418 Kasus
Berdasarkan data dari Worldometers per 24 Juli 2020, Malaysia kini menepati urutan ke-83 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
Hanya ada total 8.840 kasus positif di Malaysia, dengan 123 kematian dan 8.574 sembuh.
Meski kini tercatat hanya ada 143 kasus aktif, tapi pemerintah tetap tegas mengenai peraturan dan protokol kesehatan.
Salah satu peraturan yang baru saja ditetapkan yaitu kewajiban penggunaan masker.
Pemerintah Malaysia mewajibkan setiap orang yang berada di ruang publik dan angkutan umum untuk memakai masker mulai 1 Agustus 2020.
"Mereka yang tidak memakai masker akan didenda RM 1.000 (235 dolar AS atau setara Rp3,4 juta)," kata Menteri Kesehatan Malaysia Ismail Sabri Yaakob, Kamis (23/7/2020) seperti dilansir The Star.
Ismail Sabri mengatakan keputusan tersebut dibuat setelah mempertimbangkan munculnya klaster baru.
Baca: Eks Menkes Nila Moeloek Sebut Pemerintah Harusnya Waspadai Covid-19 Saat Baru Muncul di Wuhan
Dia mengatakan, kewajiban mengenakan masker akan diberlakukan pada pengguna angkutan umum seperti Light Rail Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT), serta di ruang publik yang ramai seperti pasar.
Ismail Sabri mengatakan Kementerian Kesehatan akan segera mengeluarkan pedoman untuk memastikan masyarakat yang menjahit sendiri masker akan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca: 40,9 Persen Masyarakat Tidak Percaya Data Laporan Penanganan Covid-19 Pemerintah, Ini Respons Istana
"Setiap orang memakai masker bahkan sebelum penegakan aturan baru pada 1 Agustus," kata Ismail Sabri.
Ia menambahkan penggunaan masker dan menjaga jarak sosial adalah dua faktor penting dalam mengatasi penyebaran Covid-19.
Baca: Kemendagri Jelaskan Pernyataan Tito Karnavian Soal Teori yang Terbaik Jenazah Covid–19 Dibakar
"Sampai 1 Agustus, lindungi dirimu, banyak yang akan pulang untuk merayakan hari Raya Idul Adha, minggu depan dan saya berharap prosedur operasi standar akan dipatuhi," ujarnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Srihandriatmo Malau)