Hubungan Kian Memanas, AS Makin Getol Lakukan Pengintaian Udara terhadap China
Lembaga itu juga merilis tangkapan percakapan radio komunikasi antara awak Angkatan Laut China dengan awak pesawat militer Amerika Serikat
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Pada saat itu AL Amerika Serikat juga melakukan latihan perang di perairan tersebut, sebagai tandingan terhadap China.
Pada hari tertentu, misal pada 3 Juli lalu, paling tidak delapan pesawat Amerika Serikat berbagai jenis antara lain P-8A EP-3E, RC-135W and KC-135, memasuki wilayah Laut China Selatan.
Pesawat-pesawat itu sebagian berpangkalan di kapal induk USS Ronald Reagan dan USS Nimitz, yang beroperasi di sekitar kawasan Asia.
Dua armada tempur Amerika Serikat yang dipimpin dua kapal induk iu melakukan latihan di Laut China Selatan sebanyak dua kali pada 14 dan 17 Juli lalu.
Di antara hari itu, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan bahwa klaim China atas perairan Laut China Selatan tidak punya dasar hukum.
Laut China Selatan yang kaya minyak itu merupakan salah satu jalur laut paling sibuk di dunia.
Sepertiga pelayaran internasional global melalui perairan tersebut.
China mengklaim sebagian besar wilayah perairan Laut China Selatan adalah miliknya.
Klaim China tersebut sebagian mencakup wilayah yang diklaim oleh Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Indonesia.
Intensitas pengintaian yang tinggi oleh Amerika Serikat itu, menurut Hu Bo, direktur SCSPI, jelas dimaksudkan untuk mengumpulkan antara lain sinyal komunikasi, dan frekuensi radio militer China, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Terlebih sinyal tersebut sedangkan digunakan oleh PLA ketika melakukan latihan perang.
Data tersebut sangat penting mengingat perang di masa sekarang dan mendatang sangat mengandalkan elektronika.
"Peningkatan misi pengintaian udara Amerika Serikat itu punya potensi sebagai sumber konflik," kata Hu Bo.
Kegiatan pengintaian udara Amerika Serikat pernah menimbulkan insiden serius pada April 2001.
Baca: Setelah Laut China Selatan, Sungai Mekong Diprediksi Jadi Arena Baru dalam Konflik AS-China