KBRI: Pemerintah Lebanon Masih Melakukan Investigasi Soal Penyebab Ledakan di Beirut
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Lebanon belum mendapat informasi resmi dari Pemerintah Lebanon soal ledakan yang terjadi di Pelabuhan Beirut
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Lebanon belum mendapat informasi resmi dari Pemerintah Lebanon soal ledakan besar yang terjadi di Pelabuhan Beirut.
Duta Besar Indonesia untuk Lebanon, Hajriyanto Y Thohari mengatakan pemerintah Lebanon masih melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab ledakan.
Hingga pukul 15.00 WIB ini belum ada informasi tambahan yang bisa disampaikan.
"Belum, atau tidak ada yang baru," katanya saat dihubungi, Rabu (5/8/2020).
Baca: Indonesia Sampaikan Duka Cita Atas Peristiwa Ledakan di Beirut
"Investigasi masih berjalan. Belum ada informasi resmi di balik ledakan itu," lanjut Thohari.
KBRI Beirut mengonfirmasi sejauh ini satu orang warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan terluka akibat ledakan tersebut.
Satu WNI diketahui berinisial NNE yang mengalami luka ringan dan telah mendapat perawatan serta kembali ke rumah.
Baca: UPDATE Korban Tewas Akibat Ledakan Amoium Nitrat di Beirut Tembus 100 Orang
Dalam catatan KBRI Beirut, terdapat 1.447 WNI yang tinggal menetap di Lebanon.
Sekiranya 1.234 orang diantaranya merupakan Kontingen Garuda yang tergabung dalam Misi Perdamaian PBB UNIFIL, sedang 213 lainnya merupakan WNI sipil.
"Kontingen Garuda yang tergabung dalam UNIFIL FC membantu penanganan pasca ledakan termasuk evakuasi korban," katanya
KBRI Beirut juga menyediakan hotline yang dapat dihubungi untuk memberikan informasi.
WNI bisa menghubungi KBRI Beirut di (+961 70 817 310), hotline pelindungan WNI Kemlu RI (+62 812-9007-0027).