Kemenlu RI Sebut Ada Satu WNI Jadi Korban Luka dalam Ledakan di Beirut, Lebanon: Kondisi Stabil
Kementerian Luar Negeri RI menyebut, ada satu warga negara Indonesia yang menjadi korban luka dalam ledakan di Beirut, Lebanon.
Editor: Rizki Aningtyas Tiara
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia (RI) telah mengumumkan adanya warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban atas ledakan di kawasan pelabuhan Beirut, Lebanon.
Ledakan yang terjadi pada Selasa (4/8/2020) pukul 18.02 waktu setempat itu setidaknya merenggut nyawa lebih dari 70 orang dan ribuan warga terluka.
Dikutip dari Kompas.com, Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan, ledakan tersebut disinyalir akibat tumpukan pupuk pertanian berbahan ammonium nitrat sebanyak 2.750 yang tersimpan dalam gudang tersebut.
Menurut PM Hassan Diab, pupuk tersebut telah disimpan selama bertahun-tahun di gudang tepi laut itu dan bisa memicu bencana alam.
Sementara, berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Lebanon, sebanyak 73 orang tewas dan 3.700 orang terluka di seantero ibu kota dalam insiden itu.
• Presiden Lebanon Sebut Ledakan di Beirut Diduga Berasal dari Gudang Berisi Ribuan Ton Amonium Nitrat
Sebelumnya, Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Lebanon, Hajriyanto Thohari memastikan seluruh WNI terpantau aman usai terjadinya ledakan besar tersebut.
"Berdasarkan pengecekan terakhir seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat. Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI, 1.234 di antaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa," kata Hajriyanto Thohari dalam keterangan tertulis, Rabu (5/8/2020).
Ada satu WNI yang tengah menjalani karantina di Rumah Sakit Rafiq Hariri, Beirut dinyatakan aman dari ledakan tersebut.
"Satu WNI yang sedang di karantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga sudah terkonfirmasi aman," lanjut dia.
Ia menambahkan, KBRI telah menyampaikan imbauan melalui grup WhatsApp dan melalui simpul-simpul WNI lainnya di Beirut.