Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jumlah Korban Tewas Akibat Ledakan di Beirut Capai 137 Jiwa, 5.000 Orang Terluka

Jumlah Korban Tewas Akibat Ledarna di Beirut Capai 137 Jiwa, 5.000 Orang Terluka, Diperkirakan Akan Meningkat

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Jumlah Korban Tewas Akibat Ledakan di Beirut Capai 137 Jiwa, 5.000 Orang Terluka
AFP/STR
Sejumlah tentara mengevakuasi seorang pria yang terluka dari sebuah kapal di lokasi ledakan dahsyat yang terjadi di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/STR 

TRIBUNNEWS.COM - Operasi penyelamatan korban akibat ledakan di gudang pelabuan Beirut masih berlanjut.

Palang Merah Lebanon, tentara hingga sukarelawan diterjunkan untuk mencari orang-orang yang dilaporkan hilang di bawah reruntuhan bangunan.

Mengutip Al Jazeera, informasi terbaru mengenai total korban tewas akibat ledakan mencapai 137 jiwa.

Kurang lebih 5.000 orang dilaporkan terluka pasca ledakan dahsyat tersebut.

Baca: Pemerintah Lebanon Menduga Bom Mengambang yang Sebabkan Ledakan Kembar di Beirut

Baca: Kisah Haru Suster Berusaha Selamatkan 3 Bayi Saat Terjadi Ledakan Beirut

Warga yang terluka dievakuasi dari lokasi ledakan dahsyat yang terjadi di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/STR
Warga yang terluka dievakuasi dari lokasi ledakan dahsyat yang terjadi di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/STR (AFP/STR)

Pihak berwenang memperkirakan jumlah korban akibat ledakan akan meningkat.

Hingga saat ini para penyelidik Lebanon masih mendalami penyebab ledakan mematikan tersebut.

Mereka berfokus pada kemungkunan kelalaian dalam menyimpan ribuan ton pupuk d gudang pelabuhan yang berada di tepi laut.

Baca: Sejumlah Pejabat Pelabuhan Beirut Ditahan, Diduga Terkait Penyimpanan 2.750 Ton Amonium Nitrat

BERITA TERKAIT

Berikut ini Tribunnews rangkum beberapa informasi terbaru mengenai ledakan di Beirut yang dikutip dari berbagai sumber:

Komite Invetigasi Diberi Waktu 4 Hari Temukan Pelaku

Lebih jauh, pemerintah Lebanon mengungkapkan mereka memberi tenggat waktu terbatas pada komite investigasi untuk menemukan pelaku dibalik ledakan tersebut.

Komite investigasi harus menemukan siapa yang bertanggung jawab, dan menekankan akan ada putusan hukuman dari pengadilan.

"Pagi ini, keputusan diambil untuk membentuk komite investigasi," kata Menteri Luar Negeri Charbel Wehbe kepada radio Prancis Europe 1.

"Dalam empat hari (mereka) harus memberikan laporan rinci mengenai tanggung jawab (ledakan), bagaimana, siapa, apa, di mana," tambahnya.

"Ini serius dan kami menganggapnya serius," tegas Wehbe.

Baca: Satu Warga Perancis Turut Tewas dan 24 Lainnya Terluka Akibat Ledakan di Beirut

Kapasitas Ekonomi Lebanon Terbatas

Secara terpisah, bank sentral Lebanon disebut meiliki kapasitas terbatas untuk menangani dampak ledakan di Beirut.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Ekonomi Lebanon, Raoul Nehme kepada Sky News Arabia.

"Kapasitas negara sangat terbatas, begitu pula bank sentral," paparnya.

Nehme menerangkan, pasca ledakan di Beirut, Lebanon hanya dapat bertahan dengan Dana Moneter.

Baca: Kualitas Udara Buruk, KBRI Beirut Imbau WNI Keluar Rumah Kenakan Masker

Bantuan Perancis
Lebih jauh, rencananya Presiden Perancis Emmanuel Macron akan bertolak ke Beirut, Lebanon pada Kamis (6/8/2020) besok.

Macron akan bertemu dengan sejumlah tokoh politik negara itu, setelah ledakan melanda ibukota Lebanon.

Demikian pernyataan Kantor Presiden Perancis, seperti dilansir Reuters, Rabu (5/8/2020).

Macron, juga sudah berkomunikasi langsung dengan Presiden Lebanon Michel Aoun tak lama setelah ledakan itu terjadi.

Ia telah memerintahkan bantuan darurat Perancis dikirim ke Lebanon, sebuah negara dengan ikatan sejarah yang mendalam.

Mengutip Sputnik, negara pertama yang mengirimkan bantuan untuk Lebanon adalah Perancis.

"Saya menyatakan solidaritas persaudaraan saya dengan orang-orang Lebanon setelah ledakan yang menyebabkan banyak kematian dan kehancuran (besar) di Beirut malam ini," ujar Presiden Perancis, Emmanuel Macron, dalam keterangan tertulisnya di Twitter.

Baca: Presiden Perancis Macron akan Kunjungi Beirut pada Kamis Besok

Presiden Prancis Emmanuel Macron ikut serta dalam konferensi bersama Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Istana Elysee, Paris, Rabu (8/4/2020).
Presiden Prancis Emmanuel Macron ikut serta dalam konferensi bersama Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Istana Elysee, Paris, Rabu (8/4/2020). (AFP/Ludovic MARIN/POOL)
Perancis Kirim 55 Personel Keamanan ke Lebanon

Kantor Presiden Emmanuel Macron mengatakan Perancis akan mengirim 55 personel keamanan ke Lebanon dan 6 ton peralatan kesehatan.

Sementara sekitar 10 dokter darurat juga akan terbang ke Beirut.

"Perancis selalu berada di sisi Lebanon dan rakyat Lebanon. Kami siap membantu tergantung pada kebutuhan yang diungkapkan oleh pemerintah Lebanon," ujar Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian, seperti dilansir Reuters, Rabu (5/8/2020).
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas