Ledakan di Beirut Lebanon: Pejabat Pelabuhan Jadi Tahanan Rumah, Kekuatannya Sepersepuluh Bom Atom
Seluruh pejabat pelabuhan Beirut, Lebanon kini menjadi tahanan rumah pasca-terjadinya ledakan besar pada Selasa (4/8/2020) kemarin.
Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Seluruh pejabat pelabuhan Beirut, Lebanon kini menjadi tahanan rumah pasca-terjadinya ledakan besar pada Selasa (4/8/2020) kemarin.
Dikutip dari BBC.com, Kamis (6/8/2020), Menteri Pertahanan Lebanon, Manal Abel Samad mengatakan penahanan rumah terhadap seluruh pejabat pelabuhan berlaku selama proses penyelidikan berlangsung.
"Penahanan rumah akan berlaku untuk semua pejabat pelabuhan yang telah menangani urusan penyimpanan amonium nitrat, menjaga dan mengurus dokumennya sejak Juni 2014," katanya.
Sementara, Menteri Ekonomi, Raoul Nehme mengatakan terjadinya ledakan di pelabuhan yang diduga berasal dari amonium nitrat menunjukkan buruknya manajemen di pelabuhan.
Baca: Kondisi Kota Beirut Lebanon Pasca Ledakan Dahsyat, Ribuan Bangunan Rusak, Puing-puing Berserakan
Seperti diberitakan sebelumnya, ledakan besar yang kini menewaskan setidaknya 135 orang dan lebih dari 4.000 orang terluka diduga disebabkan oleh amonium nitrat sebanyak 2.750 ton yang disimpan di gudang pelabuhan sejak 2013.
Kepala Bea Cukai, Badri Daher mengatakan, pihaknya pernah meminta agar bahan itu dimusnah, tetapi permintaan itu tidak pernah terealisasi.
"Kami serahkan kepada ahli untuk menentukan alasannya,"kata dia.
Amonium nitrat tersebut dilaporkan telah berada di gudang di pelabuhan Beirut selama enam tahun setelah diturunkan dari kapal yang disita pada tahun 2013.
Kepala Pelabuhan Beirut dan Kepala otoritas Bea Cukai mengatakan kepada media setempat bahwa mereka telah menulis surat kepada pengadilan beberapa kali meminta agar bahan kimia itu diekspor atau dijual untuk memastikan keamanan pelabuhan.
Baca: Asap Oranye Membumbung Diikuti Gelombang Kejut, Ini Deretan Foto & Video Ledakan di Beirut Lebanon
Manajer Umum Pelabuhan Hassan Koraytem mengatakan kepada OTV bahwa mereka telah mengetahui jika bahan itu berbahaya ketika pengadilan pertama kali memerintahkannya disimpan di gudang.
Sementara, Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon telah berjanji bahwa mereka yang bertanggung jawab akan menghadapi tuntutan hukuman maksimal di pengadilan.
Ribuan kilogram amonium nitrat yang diduga menjadi sumber bencana itu tiba dengan kapal berbendera Moldovan, Rhosus.
Kapal Rhosus memasuki pelabuhan Beirut setelah mengalami masalah teknis selama pelayarannya dari Georgia ke Mozambik, menurut Shiparrested.com, yang menangani kasus-kasus hukum terkait pengiriman.
Setelah ditangkap, Kapal Rhosus itu disita berikut muatan di dalamnya.
Muatan kapal termasuk amonium nitrat itu kemudian disimpan di gudang pelabuhan untuk alasan keamanan, demikian kata laporan itu.
Sepersepuluh Kekuatan Bom Atom Hiroshima
Pakar di Universitas Sheffield di Inggris memperkirakan ledakan di Beirut yang terjadi Selasa lalu, kekuatannya sekitar sepersepuluh dari kekuatan ledakan bom atom di Kota Hiroshima Jepang pada tahun 1945.
Baca: Deretan Fakta Ledakan Dahsyat di Beirut Lebanon: Dugaan Penyebab Hingga Kronologi Lengkap
Saat itu, Amerika Serikat yang terlibat dalam Perang Dunia Kedua menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
"Tidak diragukan lagi (ledakan di Beirut) merupakan salah satu ledakan non-nuklir terbesar dalam sejarah," ujar dia.
(Tribunnews.com/Daryono)