Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Paramedis yang Meninggal Akibat Ledakan di Beirut, Sempat Video Call dengan Tunangannya

Sahar Fares, salah satu paramedis pertama yang menjadi korban tewas dalam ledakan pertama terjadi di Pelabuhan Beirut, Lebanon.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Kisah Paramedis yang Meninggal Akibat Ledakan di Beirut, Sempat Video Call dengan Tunangannya
Sky News
Sahar Fares, salah satu paramedis pertama yang menjadi korban tewas dalam ledakan pertama terjadi di Pelabuhan Beirut, Lebanon. 

Ia juga mengungkapkan agar sang tunangan tidak perlu khawatir, ketika ledakan pertama terjadi dan dia berusaha lari ke tempat yang aman.

Sahar Fares 2
Sahar Fares, salah satu paramedis pertama yang menjadi korban tewas dalam ledakan pertama terjadi di Pelabuhan Beirut, Lebanon bersama sang tunangan, Gilbert Kaaran.

Baca: Buntut Insiden Ledakan Besar di Beirut Lebanon, Ribuan Demonstran Tuntut Tanggung Jawab Pemerintah

Semua petugas pemadam kebakaran dan paramedis di tempat kejadian tidak memiliki kesempatan.

"Sahar tidak akan kembali dan tinggal bersama kami, bersama kami lagi."

"Meskipun aku benar-benar berharap bisa melihatnya untuk terakhir kali sehingga aku bisa memeluknya dan mengucapkan selamat tinggal. Aku tidak bisa. Aku tidak tidak melihatnya," ujar Maria.

Keluarga besarnya telah berkumpul untuk berduka dan memberikan penghormatan kepada Sahar.

Kakak ipar Sahar, Elie Makhlouf, mengatakan pemerintah Lebanon berutang darah kepada mereka.

Api berkobar dan asap mengepul usai terjadinya ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/STR
Api berkobar dan asap mengepul usai terjadinya ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang.(AFP/STR)

"Mereka lebih baik membunuhnya melalui korupsi dan kebencian mereka," katanya.

BERITA TERKAIT

"Dia dikhianati. Mereka membunuhnya. Mereka membunuh mimpinya. Mereka membunuh masa depannya."

"Apakah ada ayah yang mengirim putranya untuk mati? Sampai mati? Dia bekerja untuk negara, dia bekerja untuk negara," tegasnya.

Di pelabuhan, tempat ribuan ton amonium nitrat disimpan sembarangan sebelum meledak, pencarian para korban terus dilanjutkan.

Sebagian besar tim pemadam kebakaran bersama Sahar, masih hilang.

Baca: Selain Beirut Lebanon, Amonium Nitrat Juga Pernah Menimbulkan Ledakan Besar di 4 Kota Ini

Anjing pelacak dari tim penyelamat internasional masih melacak di seluruh bangunan yang hangus.

Namun, tidak ada yang berharap menemukan orang yang masih hidup.

Tiga hari berkabung resmi Lebanon mungkin telah berakhir tetapi penderitaan tidak berhenti.

Untuk keluarga Sahar, mereka menginginkan penyelidikan internasional atas apa yang mereka sebut sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Tetapi mereka mengatakan di negara tersebut, mungkin tidak akan pernah tahu kebenaran atau mendapatkan keadilan.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas