Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Turki Peringatkan Yunani dan Mesir Terkait Aksi Sepihak di Wilayah Laut Mediterania

Turki berusaha mengeksplorasi migas di Laut Mediterania, berbatasan dengan Libya. Yunani dan Mesir lalu membuat perjanjian maritim baru.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Turki Peringatkan Yunani dan Mesir Terkait Aksi Sepihak di Wilayah Laut Mediterania
Adem Altan/AFP
Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan sedang berpidato. 

TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT - Kementerian Luar Negeri Turki memperingatkan pihak mana pun atau negara mana pun yang berusaha mengklaim wilayah Laut Tengah, akan kecewa.

Turki tidak akan tinggal diam, menyusul perjanjian maritim Yunani-Mesir yang mempersempit peluang Turki mengeksplorasi migas di wilayah Mediterania.

"Ankara (Turki) memiliki kemampuan dan kemampuan untuk mengalahkan aliansi jahat yang dibentuk melawan mereka di Mediterania," kata Menlu Mevut Cavusoglu dikutip Al Masdar News, Senin (10/8/2020) waktu Ankara.

Atas ancaman baru Turki ini, Yunani meminta militernya dalam kesiagaan tertinggi. Mereka mengantisipasi ketegangana diplomatik yang potensial pecah jadi pertikaian terbuka.

Pernyataan Kemenlu Turki muncul sebagai tanggapan pertama atas pernyataan Yunani. Athena mendesak Turki untuk menghentikan tindakan ilegal di Mediterania timur.

Kegiatan itu dinilai provokatif serta merusak perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.  Senin (10/8/2020), Angkatan Laut Turki mengeluarkan pemberitahuan navigasi.

Isinya menyebutkan kapal Turki "Uruj Chief” akan melakukan survei seismik di Mediterania timur selama dua minggu ke depan.

Berita Rekomendasi

Turki dan General National Accord (GNA), pemerintahan di Libya yang didukungnya, membuat perjanjian perbatasan di Laut Mediterania.

Baca: Analisis Pakar: Politik Turki Antara Ekspansif Neo-Ottoman dan Pragmatis Bertahan di Kawasan

Perjanjian itu membuka kesempatan Turki mengeksplorasi potensi migas di Laut Tengah, sekaligus melebarkan wilayah teritorialnya di kawasan itu.

Kantor berita Reuters melaporkan langkah pengerahan kapal survei Turki itu kemungkinan memperbaharui ketegangan Turki dan Yunani, dua negara anggota NATO.

Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki, Fatih Donmez, juga mengumumkan kedatangan kapal survei "Uruj Chief"di Mediterania timur, untuk melanjutkan kegiatan eksplorasi di wilayah itu.

Lewat akun Twitternya, Donmez menegaskan, pekerjaan akan terus berlanjut tanpa henti untuk mencapai kemandirian (Turki) di bidang energi.

"Kapal penelitian Turki, Uruj Chief, telah tiba di wilayahnya di Mediterania untuk melanjutkan pekerjaan barunya," kata Donmez.

Kapal Turki sebelumnya telah berlayar dari negara bagian Antalya (barat daya) ke lepas pulau Siprus, untuk melanjutkan kegiatan eksplorasi minyak dan gas, ditemani oleh kapal "Ataman" dan "Genghis Khan".

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas