Intelijen Jepang: China Mendukung Gerakan Memisahkan Okinawa dari Negeri Sakura
Keberadaan tentara AS menjadi salah satu cara pemercik kebencian rakyat Okinawa kepada pemerintah pusat Jepang agar mereka akhirnya bisa Merdeka
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Badan Intelijen Keamanan Publik Jepang sempat mengeluarkan laporan bahwa China mendukung gerakan untuk memisahkan Okinawa dari Jepang.
"Keberadaan tentara AS menjadi salah satu cara pemercik kebencian rakyat Okinawa kepada pemerintah pusat Jepang agar mereka akhirnya bisa merdeka memisahkan diri dari negeri Sakura mendirikan negara sendiri yang mungkin saja nantinya akan jadi boneka China," papar sumber Tribunnews.com Rabu ini (12/8/2020).
China akan terhubung dengan kelompok-kelompok yang memperjuangkan kemerdekaan Okinawa dari Jepang melalui universitas dan pusat penelitian, dan berencana untuk memecah belah masyarakat Jepang dan menciptakan warga negara yang pro-China.
Kementerian Luar Negeri China belum mengomentari pengumuman tersebut.
Gerakan kemerdekaan Okinawa dari Jepang dimulai pada tahun 1945.
Gerakan Kemerdekaan Ryukyu bertujuan untuk menghidupkan kembali Ryukyu sebelum dianeksasi ke Jepang pada tahun 1875.
Menurut berbagai data, 35-45% penduduk setempat mendukung kemerdekaan Okinawa.
Di Okinawa, 17% tanah digunakan sebagai pangkalan militer AS.
Untuk alasan ini, ada gerakan kuat yang menentang situasi saat ini dan menyerukan penarikan tentara AS.
Berbagai masalah yang terjadi dan atau dilakukan tentara AS di Okinawa selalu saja dibesar-besarkan oleh kelompok pro China tersebut, tambahnya lagi.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com Buku "Rahasia Ninja di Jepang" terbit 1 September 2020.