Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perawatan Anak-anak Penyintas Kanker Terbengkalai Pasca Ledakan Besar di Beirut

Belasan anak penyitas kanker kehilangan akses perawatan sejak ledakan dahsyat melanda Beirut, Lebanon.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Perawatan Anak-anak Penyintas Kanker Terbengkalai Pasca Ledakan Besar di Beirut
STR / AFP
Sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. Seorang mantan anggota parlemen Israel merayakan ledakan yang menewaskan 130 orang dan melukai 5.000 lainnya dengan menyebut bahwa ledakan tersebut adalah 'hadiah dari Tuhan'. 

Terdapat tujuh kematian akibat virus corona dengan lebih dari 300 infeksi dilaporkan.

Menurut data Kementerian Kesehatan, hingga Rabu (12/8/2020) pagi, negara ini mencatat 7.121 kasus Covid-19 dan 87 kematian sejak Februari.

Sementara ini sebagian besar pasien kanker di tahap kritis Noun ditempatkan di rumah sakit di luar Beirut.

Gobran Pierre Tawk memiliki putri yang didiagnosa kanker sejak Desember lalu, di saat Lebanon menderita krisis ekonomi.

Tiga tahun lalu Tawk pindah ke Lebanon dari Australia untuk tinggal di negara ini, namun dia berencana akan pindah lagi pasca ledakan.

"Saya percaya di Lebanon, tapi saya juga seorang ayah."

"Prioritas saya adalah memastikan Amanda aman dan bahagia."

Berita Rekomendasi

"Ada seseorang yang sedang sekarat karena kanker, dan itu haknya untuk mendapatkan perawatan," kata Tawk.

Baca: Otoritas Keamanan Negara Telah Beri Peringatan Sebelum Ledakan Besar Guncang Beirut

Baca: Daftar Sejumlah Menteri yang Mundur Akibat Ledakan di Beirut dan Krisis Ekonomi

Tawk mengaku cinta dengan negaranya ini, Lebanon.

Namun dia tidak ingin merasa was-was karena anak-anaknya tidak mendapat perawatan maksimal di sini.

Marita Reaidy, seorang pasien kanker berusia 7 tahun menganggap St. George sebagai rumahnya.

Selama ini dia selalu mendapatkan perawatan kanker di sana.

"Rumah saya sekarang hancur," katanya.

"Ini rumah sakitku. Sudah pergi. Aku tidak ingin rumah sakitku mati seperti ini," jelas bocah belia ini.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas