Sosok Kamala Harris, Cawapres Partai Demokrat AS Pilihan Joe Biden
Calon Presiden dari Partai Demokrat AS Joe Biden Pilih Senator Kamala Harris sebagai Calon Wakil Presiden Gedung Putih
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Kandidat presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden akhirnya memilih calon wakil presiden yang akan mendampinginya di pemilu AS 2020.
Pilihan Biden jatuh kepada Senator Kamala Harris.
Ini menjadikan Harris sebagai wanita kulit hitam pertama dalam putaran pemilihan kepresidenan AS.
Mengutip Reuters, pilihan tersebut membuat Biden mengalami tekanan yang lebih kuat karena memilih pasangan kulit hitam.
Sebagaimana diketahui, selama berbulan-bulan AS diguncang keresahan atas ketidakadilan rasial setelah kematian George Floyd.
Dalam unggahan Twitter, Biden menyebut Harris sebagai pejuang tak kenal takut.Dia juga memuji Harris sebagai pegawai negeri terbaik di Amerika Serikat.
Siapakah Kamala Harris?
Politico.com menulis, sosok Kamala Harris sebagai jaksa sudah dikenal luas.
Setelah menjabat wakil jaksa distrik di Kabupaten Alameda, California, pada 90-an, Harris bergabung di kantor San Francisco pada 1998.
Lima tahun kemudian dia kemudian terpilih sebagai Jaksa Agung California (2010 dan 2014), sebelum melompat ke Senat pada 2016.
Sekarang ia berusia 55 tahun, dan telah mendapatkan reputasi tinggi di Senat karena dikenal sebagai pengritik Trump yang gigih.
Harris pernah mencoba ikut kontestasti kepresidenan tapi menarik diri sebelum pertarungan resmi dimulai 2019.
Dia mendukung Biden pada Maret dan sejak itu aktif berkampanye dan menggalang dana untuknya.
Baca: Delapan Sosok Perempuan Ini Berpeluang Jadi Wakil Joe Biden di Pilpres AS November 2020
Dikenal Memiliki Banyak Pengalaman
Kamala Harris lebih dikenal dan memiliki lebih banyak pengalaman politik tingkat tinggi daripada yang dipertimbangkan oleh Biden untuk wanita kulit hitam lainnya.
Dia bisa menjadi pendebat yang efektif, seperti yang dipelajari Biden secara langsung tahun lalu, ketika Harris mengkritiknya selama debat presiden.
Kamala Harris telah mengambil peran penting dalam tanggapan Senat Demokrat terhadap pandemi coronavirus dan desakan mereformasi kepolisian.
Pada usia 55, ia relatif muda, menawarkan keseimbangan generasi terhadap calon yang akan berusia 78 tahun pada November 2020.
Kamala Harris memiliki hubungan sangat baik dengan almarhum putra Biden, Beau Biden, yang pernah jadi Jaksa Agung Delaware.
Pemilihan Kamala Harris Mungkin Mengecewakan
Namun Politico.com mencatat, pemilihan Kamala Harris mungkin akan mengecewakan beberapa orang progresif, yang menghabiskan banyak tahun lalu mengkritik catatannya sebagai jaksa.
Sebagai Jaksa Agung California, dia menentang legalisasi ganja, menolak mempertimbangkan inisiatif pemungutan suara untuk pencabutan hukuman mati, isu yang jadi haluan kalangan Demokrat.
Ia juga tidak mendukung undang-undang negara bagian yang mensyaratkan investigasi independen terhadap kasus-kasus di mana polisi membunuh orang atas alasan tugas.
Baca: Jelang Pilres AS 2020, Gedung Putih Sebut China dan Rusia Hendak Melemahkan Capres Trump dan Biden
Ditunjuk Dampingi Biden, Ini Respon Kamala Harris
Merespon penunjukan dirinya oleh Biden, Kamala Harris menyatakan sangat menghormati pilihan itu.
"Sungguh saya sangat terhormat bergabung dengan Biden sebagai calon wapres, dan melakukan apa yang diperintahkan dia sebagai Commander of Chief," tulis Harris di akun Twitternya
Ia memuji Biden sebagai figur yang bisa menyatukan rakyat Amerika, orang yang menghabiskan sepanjang hidupnya untuk bertarung demi rakyat.
"Sebagai Presiden, ia (Biden)) bisa membangun kehidupan ideal di Amerika," lanjutnya."
Baca: Trump Kaget Biden Pilih Kamala Harris sebagai Calon Wakil Presiden, Ini Katanya
Baca: Joe Biden Pilih Senator Keturunan Afro-Asia Jadi Cawapres untuk Lawan Trump di Pilpres
Posisi Wapres 'Sangat Signifikan'
Lebih jauh, posisi wapres di kubu Demokrat akan sangat signifikan, mengingat Joe Biden akan berusia 78 tahun saat Pilpres digelar November 2020.
Mantan Wapres era Presiden Barrak Obama itu dalam beberapa kesempatan mengatakan, sangat penting calon wakil presidennya siap menjadi presiden sejak hari pertama dilantik.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)