UEA Normalisasi Hubungan dengan Israel, Palestina Kutuk Kesepakatan Tersebut
Menormalisasi hubungan dengan Israel merupakan langkah berani Uni Emirat Arab (UEA) sebagai solusi konflik Israel-Palestina.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Menormalisasi hubungan dengan Israel merupakan langkah berani Uni Emirat Arab (UEA) sebagai solusi konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama.
"Sebagian besar negara akan melihat ini sebagai langkah berani untuk mengamankan solusi dua negara (Israel-Palestina), memberikan waktu untuk negosiasi," kata Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash pada konferensi pers, seperti yang dilansir dari AFP pada Kamis (13/8/2020).
Ditanya kapan kedua negara akan membuka kedutaan, dia mengatakan tidak ingin berspekulasi mengenai jangka waktu, "tapi ini pasti bukan waktu yang lama".
Baca: Israel dan UEA Normalisasi Hubungan, Aneksasi Tepi Barat Ditunda
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyambut baik "hari bersejarah" pada Kamis tersebut, setelah pengumuman kesepakatan yang dijembatani Amerika Serikat (AS) untuk menormalisasi hubungan antara negara Yahudi dan Uni Emirat Arab.
Kesepakatan penting yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump setelah adanya penandatanganan perjanjian perdamaian, yang akan menjadikan UEA hanya negara ketiga di dunia Arab yang memiliki hubungan diplomatik penuh dengan Israel.
Baca: Normalisasi Hubungan Diplomatik UEA-Israel, Apa yang Disepakati?
Netanyahu menyampaikan pidato tentang perjanjian itu pada pukul 20.00 waktu setempat.
Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, menyebut perjanjian itu "penting dan signifikan".
"Saya menyerukan kepada negara-negara Arab lainnya untuk meningkatkan hubungan diplomatik dalam perjanjian perdamaian tambahan," katanya.
Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Israel telah setuju "untuk menangguhkan" rencana untuk mencaplok permukiman Yahudi dan wilayah lain di Tepi Barat yang diduduki, menurut pernyataan bersama dari AS, UEA dan Israel yang diunggah oleh Trump di Twitter.
Para pemimpin Islam di Jalur Gaza, Hamas, pada Kamis menolak perjanjian bersejarah antara Israel dan UEA dengan mengatakan itu tidak melayani kepentingan Palestina.
"Perjanjian dengan UEA adalah hadiah atas pendudukan dan kejahatan Israel," kata juru bicara Hamas, Hazem Qasem kepada AFP.
Palestina kutuk perjanjian damai UEA-Israel
Otoritas Palestina menarik duta besarnya dari Uni Emirat Arab ( UEA) sebagai bentuk protes terhadap kesepakatan damai untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Baca: Iran Kritik Perdamaian Israel dengan UEA: Seperti Menusuk Palestina
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al Maliki mengatakan hal itu sesuai dengan permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.