Mantan Wakil Menteri dan Koruptor Jepang Ditangkap Lagi karena Terbukti Sogok Saksi Palsu
Tersangka menawarkan uang kepada saksi untuk memberikan kesaksian palsu di pengadilan sehubungan dengan skandal korupsi kasino
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mantan wakil menteri, Tsukasa Akimoto, 48, yang bertanggungjawab perijinan resort dan kasino tahun 2017/2018, sekaligus anggota parlemen Jepang dari partai demokrat liberal (LDP), beberapa bulan lalu sudah ke luar dari LDP, siang ini (20/8/2020) ditangkap lagi oleh pihak kejaksaan dengan tuduhan tindak pidana sogokan kepada saksi palsu.
"Tersangka menawarkan uang kepada saksi untuk memberikan kesaksian palsu di pengadilan sehubungan dengan skandal korupsi kasino yang melibatkan Akimoto dengan uang korupsi 7,6 juta yen ditangkap siang ini," ungkap sumber Tribunnews.com Kamis (20/8/2020).
Diperkirakan Tsukasa tidak hanya menerima uang korupsi 7,6 juta yen saja tetapi masih puluhan juta yen juga diterimanya dari perusahaan China 500dotcom
Uang dan hadiah diterimanya tahun pada 2017 dan 2018 ketika dia bertanggung jawab atas langkah Jepang untuk melegalkan kasino. resor.
Tiga eksekutif perusahaan China sebelumnya telah ditangkap pada 4 Agustus lalu karena diduga menawarkan uang tunai kepada mereka yang didakwa menyuap anggota parlemen untuk membantu membangun resor kasino sebagai imbalan untuk memberikan kesaksian palsu.
Mereka ditangkap dengan tuduhan melanggar Undang-Undang tentang Hukuman Kejahatan Terorganisir dan Pengendalian Hasil Kejahatan adalah Fumihiko Sato, 50, Akihito Awaji, 54 dan Kazuhiro Miyatake, 49.
Sangat jarang permintaan untuk melakukan sumpah palsu yang dibuat kepada mereka yang terlibat dalam kasus yang juga terkait dengan seorang politikus. Namun kini terungkap jelas.
Sato dan Awaji keduanya ditangkap karena dicurigai bertemu dengan mantan penasihat perusahaan China 500.com Ltd. Masahiko Konno, 48 - yang telah didakwa atas tuduhan penyuapan - di sebuah hotel di Naha, di Okitawa tanggal 27 Juni, di mana keduanya diyakini telah menawarkan untuk membayar Konno 10 juta yen secara tunai jika dia memberikan kesaksian palsu di pengadilan.
Keduanya juga diyakini telah menawarkan Konno tambahan 20 juta yen dalam bentuk tunai pada 22 Juli.
Sementara itu, Miyatake diyakini telah menawarkan beberapa puluh juta yen dalam bentuk tunai kepada Katsunori Nakazato, 48, mantan penasihat 500.com Ltd. dan mantan anggota Majelis Kota Urasoe di Perfektur Okinawa untuk tujuan yang sama pada bulan Juni dan Juli. Ketiga terdakwa telah dibebaskan dengan jaminan.
Dari 7,6 juta yen uang korupsi, total, 3 juta yen diberikan kepada Akimoto secara tunai di kantornya di Gedung Kantor DPR oleh Konno dan Nakazato pada 28 September 2017, pada hari pembubaran DPR.
Sementara Akimoto terus menyangkal adanya transfer uang, Konno dan Nakazato telah mengakui sejak tahap investigasi bahwa mereka memberikan uang tunai kepada Akimoto.
Menurut sumber yang dekat dengan kasus tersebut, Sato, Awaji dan Miyatake diyakini telah meminta agar Konno dan Nakazato memberikan keterangan palsu bahwa mereka tidak bertemu dengan Akimoto pada 28 September 2017.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.