Yunani-Mesir Perkuat Kerja Sama Setelah Turki Umumkan akan Gelar Latihan Perang di Mediterania
Yunani dan Mesir mengesahkan kesepakatan maritim beberapa jam setelah Turki memperpanjang latihan angkatan laut di Mediterania Timur.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Yunani dan Mesir mengesahkan kesepakatan maritim beberapa jam setelah Turki memperpanjang latihan angkatan laut di Mediterania Timur.
Mereka mengatakan akan mengadakan latihan menembak di wilayah tersebut pekan depan.
Mengutip Al Jazeera, perjanjian yang disepakati Athena-Kairo ini dipandang sebagai tanggapan atas kesepakatan Turki-Libya yang ditandatangi pada 2019 lalu.
Kesepakatan tersebut kabarnya memungkinkan Turki mengakses area di wilayah yang ditemukan memiliki hidrokarbon besar.
Baca: Pengakuan Harry Maguire Terkait Kasus Kerusuhan di Yunani
Baca: Jerman Peringatkan Konflik Turki vs Yunani Mencapai Tahap Sangat Kritis
Di bawah perjanjian tersebut, Mesir dan Yunani memiliki izin untuk mengumpulkan keuntungan maksimal dari sumber daya yagn tersedia di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), termasuk cadangan minyak dan gas.
Untuk diketahui, kesepakatan serupa antara Italia-Yunani juga disetujui pada Rabu (26/8/2020).
Pengasahan Kesepakatan Terbilang Mendesak
Lebih jauh, Juru bicara Yunani, Stelios Petsas mengatakan, pengesahan kesepakatan ini terbilang mendesak, mengingat Turki melakukan kegiatan yang dianggap ilegal di wilayah tersebut.
Terkait hal ini, Perdana Menteri Yunani Kyraikos Mitsotakis mengumumkan kepada parlemen, akan ada undang-undang lain untuk memperpanjang zona pesisir Yunani di Laut Ionia.
Baca: Ini Sosok 8 WNI yang Ikut Temukan Cadangan Gas Terbesar Dunia di Turki
Baca: Dengar Laporan Terhadap Angel Lelga, Ibunda Vicky Prasetyo Datang dari Turki: Saya Kaget
Awalnya, panjang pesisir sekira 11 kilometer, dengan undang-undang yang akan diperbarui, akan diperpnajang menjadi 22 kilometer di bawah konvensi maritim internasional.
Turki-Yunani Sudah Lama Berselisih Hak Sumber Daya Hidrokarbon
Untuk diketahui, Turki dan Yunani yang merupakan sekutu NATO, telah berselisih mengenai hak sumber daya hidrokarbon di kawasan Mediterania timur.
Ketegangan dua negara tersebut meningkat setelah Ankara mengirim kapal survei seismik Oruc Reis di daerah yang disengketakan menyusul pakta antara Athena dan Kairo.
Turki mengatakan pakta itu melanggar landas kontinennya sendiri.