Permintaan Industri Kaca dan Aluminium di Lebanon Meningkat Pasca Ledakan yang Luluhlantakkan Beirut
Para Ahli: Lledakan Beirut bulan kemarin mempengaruhi sekira 70 persen bangunan, otomatis, kebutuhan akan kaca & aluminium tak seperti sebelumnya
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Ledakan mematikan di pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020 kemarin menghancurkan jendela dan pintu kaca dalam beberapa radius.
Pasca ledakan, pecahan kaca berserakan di setiap sudut jalan.
Ledakan yang disebabkan oleh 3.000 ton amonium nitrat itu dikabarkan menewaskan lebih dari 190 korban jiwa.
Sebelum ledakan, ekonomi Lebanon sudah berada di ujung tanduk dan diperparah dengan adanya Covid-19 yang menyebar di negara tersebut.
Baca: Kisah Warga Lebanon Pasca Ledakan Mematikan di Pelabuhan Beirut Kini Bersiap Pindah Negara
Mengutip Al Jazeera, tetapi di sisi lain, permintaan di satu industri mengalami peningkatan tajam pasca ledakan.
Tepatnya permintaan untuk industri kaca dan alumunium kini dicari untuk rekonstruksi.
Seperti bisnis pada umumnya, dengan meningkatnya permintaan, harga juga ikut meroket.
Ironisnya, setelah dilanda bencana ini, penduduk Beirut yang tinggal di flat terbuka, tak mampu membeli pengganti untuk jendela dan pintu yang rusak.
Baca: Pasca Ledakan Beirut, Lebih dari 4 Ton Amonium Nitrat Ditemukan Dekat Pelabuhan
Baca: Tim Penyelamat di Beirut Deteksi Adanya Detak Jantung di Reruntuhan 1 Bulan setelah Ledakan
Permintaan Industri Kaca dan Alumunium
Sebelum ledakan, permintaan bahan bangunan dan konstruksi 'terabaikan' mengingat Lebanon mengalami kemerosotan ekonomi dan ketidakstabilan politik.
Menurut para ahli, ledakan Beirut bulan kemarin mempengaruhi sekira 70 persen bangunan, otomatis, kebutuhan akan kaca dan aluminium tak seperti sebelumnya.
Khalil al-Ghoul yang merupakan pemegang saham di sebuah perusahaan Lebanon yang mengimpor dan memproses bahan kaca buka suara terkait peningkatan permintaan kaca dan alumunium ini.
"Dengan krisis ekonomi yang sangat mempengaruhi industri konstruksi, produksi kami turun hingga 25 persen selama 18 bulan terakhir," katanya.
Baca: Presiden Prancis Emanuel Macron Kembali Kunjungi Beirut Lebanon
Baca: Tujuh Orang Masih Dinyatakan Hilang Pasca Ledakan di Beirut
"Tapi sejak ledakan itu, produksi telah naik hingga 200 persen. Pekerjaan berkembang pesat bagi semua orang yang terlibat dalam industri kaca dan aluminium," kata al-Ghoul.
"Ini jam sibuk," tegasnya.
Pemilik Toko Kecil di Lebanon: Permintaan Kaca Jendela dan Pintu Naik Dua Kali Lipat
Secara terpisah, Ismail Ahmed, pemilik toko kecil di Zuqaq al-Balat di Beirut mengatakan, jumlah pesanan kaca jendela dan pintu menjadi dua kali lipat setelah ledakan besar.
"Saya memiliki tujuh atau delapan pelanggan dalam satu minggu sebelum ledakan, sekarang setidaknya 15 orang," kata Ahmed.
Ahmed menambahkan, meski permintaan meningkat, keuntungan yang didapatnya tidak seberapa.
Dia menjelaskan telah menjual produknya dengan harga yang jauh lebih tinggi.
Dia juga dipaksa untuk membayar lebih banyak karena biaya meningkat secara eksponensial, terutama selama minggu pertama setelah ledakan.
"Sebelum ledakan, satu meter persegi kaca transparan harganya Rp 150 ribu, sedangkan kaca buram harganya sekira Rp 200 ribu," kata Ahmed.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)