Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saat Jerman Temukan Racun Saraf Novichok di Tubuh Alexei Navalny, Belarusia Klaim Insiden Itu Hoaks

Pemimpin Belarusia Alexsander Lukashenko mengklaim, pasukan keamanannya menyadap telepon Jerman & ungkap bahwa keracunan Alexei Navalny adalah hoaks

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Saat Jerman Temukan Racun Saraf Novichok di Tubuh Alexei Navalny, Belarusia Klaim Insiden Itu Hoaks
Sputnik/AFP via Getty Images
Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin (kiri) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko (kanan) berfoto bersama pada hari Kamis. Lukashenko mengklaim bahwa pasukan keamanannya telah mencegat panggilan Jerman yang menunjukkan bahwa keracunan musuh Kremlin Alexei Navalny telah dipalsukan. 

"Mereka ingin membungkamnya dan saya mengutuk in idengan sekuat tenaga, juga atas nama seluruh pemerintah federal," tegas Merkel.

"Ada pertanyaan yang sangat serius sekarang, yang hanya bisa dijawab oleh pemerintah Rusia," tambah Merkel.

"Nasib Alexei Navalny mendapat banyak perhatian di seluruh dunia. Dunia akan menunggu jawaban," katanya.

Baca: Jerman Ungkap Kritikus Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny Diracuni dengan Agen Saraf Novichok

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ambil bagian dalam pawai untuk mengenang pembunuhan kritikus Kremlin Boris Nemtsov di pusat kota Moskow pada 29 Februari 2020.
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ambil bagian dalam pawai untuk mengenang pembunuhan kritikus Kremlin Boris Nemtsov di pusat kota Moskow pada 29 Februari 2020. (Kirill KUDRYAVTSEV / AFP)

Tanggapan Boris Johnson tak berbeda jauh dengan komentar Merkel.

"Pemerintah Rusia sekarang harus menjelaskan apa yang terjadi pada Navalny," bebera Johnson.

Masih dikutip dari Daily Mail, Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen mengutuk 'tindakan keji dan pengecut'.

Sementara Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengecam serangan itu sebagai 'mengejutkan dan tidak bertanggung jawab.'

Berita Rekomendasi

"Rakyat Rusia memiliki hak untuk mengekspresikan pandangan mereka secara damai tanpa takut akan pembalasan apapun, dan tentunya tidak dengan agen kimia," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Ullyot.

Baca: Alexei Navalny Tiba di Berlin untuk Perawatan Medis, Kondisi Kesehatannya Mengkhawatirkan

Kepala NATO Jens Stoltenberg mengutuk penggunaan 'mengejutkan' dari zat saraf tingkat militer yang, katanya, membuat penyelidikan 'penuh dan transparan' oleh Rusia menjadi lebih mendesak.

Kementerian Luar Negeri Italia dan Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne juga mengutuk keracunan Navalny. 

Lebih jauh dari Merkel, Roettgen mengatakan dia tidak percaya bahwa Novichok bisa diberikan tanpa sepengetahuan Kremlin. 

“Kami membutuhkan tanggapan yang jelas dan Eropa. Perlu ketangguhan melawan Rusia, karena itulah satu-satunya bahasa yang dipahami Putin, '' katanya kepada televisi ZDF.   

Baca: Kanselir Jerman Angela Merkel Minta Rusia Selidiki Dugaan Keracunan Alexei Navalny

Dia juga menyarankan bahwa keracunan Navalny dimaksudkan untuk mengintimidasi pengunjuk rasa di Belarus yang menuntut pengunduran diri diktator yang didukung Putin. 

"Ini adalah intimidasi simultan terhadap penduduk (Rusia) sendiri dan juga di Belarusia," katanya.  

Kremlin telah mengisyaratkan penggunaan kekuatan militer untuk menopang rezim Alexander Lukashenko di Belarus, yang telah menghadapi protes massal sejak pemilihan yang disengketakan bulan lalu.  

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas