Dewi Soekarno Cerita Masa Kecilnya di Jepang: Makan Sup Miso dengan Rumput, Diambil dari Jalur KA
Naoko Nemoto mengungkapkan di Jepang dia sempat makan sup miso (sup Jepang) dengan rumput yang diambil dari sekitar jalur kereta api toden Tokyo.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ratna Sari Dewi Soekarno (80), istri Presiden Soekarno bercerita tentang masa kecilnya dan hidupnya yang miskin saat tinggal di Jepang. Dewi menceritakannya dalam sebuah bukunya yang berjudul "Menjadi Wanita Yang Bisa Memainkan Perannya".
Dewi Soekarno yang memiliki nama asli Naoko Nemoto ini mengungkapkan di Jepang dia sempat makan sup miso (sup Jepang) dengan rumput yang diambil dari sekitar jalur kereta api toden Tokyo.
"Saya dilamar oleh Presiden Soekarno hanya dalam waktu dua minggu. Menurut Anda mengapa saya dipilih oleh Presiden?" tanya Dewi dalam bukunya tersebut.
Di usia 19 tahun, Dewi bangga dengan kecantikan yang dimilikinya.
Baca: Sebelum Menikahi Presiden Soekarno, Dewi Soekarno Pernah Berjanji akan Menikah dengan Pria Jepang
"Saya sering diberitahu bahwa terpilih sebagai istri presiden karena saya adalah wanita cantik, tetapi itu bukan satu-satunya alasan. Saya akan mengatakan bahwa saya berbeda dari orang lain pada saat itu. Dan memiliki harapan dan keberanian untuk dunia yang tidak dikenal," kata Dewi Soekarno dalam bukunya tersebut.
Dewi menceritakan bahwa dia dibesarkan di keluarga yang sangat miskin ketika masih muda.
"Jadi saya tidak bisa membeli pakaian pelaut ketika saya pergi ke sekolah dasar. Ibu ku melonggarkan jubah ayah, membeli selotip putih dan membuat setelan pelaut," kata dia.
Saat zamannya dulu, baju seragam sekolah biasa mirip seperti seragam pelaut.
"Saya tidak punya bahan untuk dimasukkan ke dalam sup miso, dan saya biasa memetik dan menyiangi rumput liar yang tumbuh di sepanjang jalur Toden," kata Dewi.
Dewi mengatakan, sikap teman sekelasnya yang kaya di sekolah dan sikap gurunya terhadapnya berbeda.
"Teman sekelas yang kaya pasti akan disekolahkan. Tetapi saya tidak bisa karena rumah saya miskin," ujarnya.
Sejak usia dini, Dewi merasa marah karena dunia ini penuh dengan ketidakadilan dan absurditas.
"Saya harus berjuang untuk keadilan sosial. Itu sebabnya saya belajar. Percayalah bahwa jika Anda mendidik diri sendiri, Anda bisa berdiri di atas orang lain."
Baca: Peter Saerang ke Tokyo Khusus Hadiri Pesta Ulang Tahun Dewi Soekarno