Meracun Proyek Nord Stream 2, Analisis Terkait Kasus Alexei Navalny
Pemerintahan Trump dan Kongres AS telah mengintensifkan upaya politik menggagalkan pipa gas bawah laut Rusia-Jerman senilai $ 11 miliar.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Kolumnis Finnian Cunningham dalam opininya di Sputniknews.com, Senin (7/9/2020), menelisik apa latar belakang serta motif dugaan “peracunan” Alexei Navalny, tokoh muda Rusia.
Cunningham mengajukan premis, siapa paling diuntungkan dalam kasus ini. Pertanyaan itu standar dasar dalam hal penyelidikan kasus.
Pekan ini, pihak berwenang Jerman secara dramatis menuduh pemerintah Rusia atas dugaan peracunan Alexei Navalny yang kini koma di rumah sakit Berlin.
Beberapa hari setelah Navalny diterbangkan ke Berlin dari Rusia akhir pekan lalu, laboratorium militer Jerman mengklaim telah menemukan jejak agen saraf mematikan Novichok di tubuhnya.
Sekarang di balik tuduhan kriminal yang tidak terbukti terhadap Moskow, Kanselir Jerman Angela Merkel berada di bawah tekanan baru untuk meninggalkan proyek gas Nord Stream-2 dengan Rusia.
Anggota parlemen senior Jerman dalam partai pemerintahan Merkel menyerukan Berlin untuk menghentikan proyek energi ambisius sebagai pembalasan atas "percobaan pembunuhan" Navalny.
Secara signifikan, anggota parlemen Jerman seperti Norbert Röttgen telah lama menjadi penentang proyek pipa Nord Stream-2.
Pemerintahan Trump dan Kongres AS telah mengintensifkan upaya politik untuk menggagalkan pipa gas bawah laut senilai $ 11 miliar yang lebih dari 90 persen telah selesai.
Baca: Kasus Alexei Navalny Potensial Ancam Rusia di Proyek Nord Stream 2
Baca: Kisah Alexey Navalny, Racun Novichok, dan Proyek Gas Nord Stream 2
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan baru-baru ini AS "akan melakukan segalanya" untuk menghentikan penyelesaian proyek.
Nord Stream-2 akan menggandakan pasokan gas Rusia ke Jerman. Ini adalah kesepakatan strategis yang sangat besar.
Washington tidak merahasiakan keinginannya untuk menghentikan proyek tersebut, memiliki desain untuk menjual gasnya sendiri yang lebih mahal ke benua Eropa.
Politisi pro-Washington di Jerman, Polandia dan negara-negara Baltik telah melobi secara agresif terhadap perdagangan energi dengan Rusia.
Sebagian karena Russophobia bawaan mereka, dan juga tidak diragukan lagi karena faktor bisnis besar terkait Paman Sam. Kasus Navalny datang pada waktu yang tepat.
Pekan lalu, Kanselir Merkel bersikeras kasus Navalny tidak memengaruhi proyek Nord Stream-2. Tapi minggu ini, intelijen militer Jerman mengumumkan mereka memiliki "bukti tegas".