Wakil Perdana Menteri Jepang Akui Perekonomian Menurun Tapi Tabungan Masyarakat Meningkat
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Aso terus mengharapkan masyarakat menahan diri dari konsumen dan tetap waspada pada infeksi Covid-19.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengakui perekonomian Jepang sangat turun, tetapi tingkat tabungan masyarakat meningkat.
"Perekonomian sangat negatif, tetapi sejauh menyangkut angka, tabungan meningkat sekali saat ini," kata Aso (79) dalam jumpa pers, Selasa (15/9/2020)
Sehubungan dengan kebijakan pemerintah menambahkan perjalanan ke dan dari Tokyo ke target "Go To Travel" (GTT), Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Aso terus mengharapkan masyarakat menahan diri dari konsumen dan tetap waspada pada infeksi Covid-19.
Baca: Mantan Direktur Nissan Motor Jepang Greg Kelly: Saya Tidak Bersalah
"Saya pikir kampanye GTT adalah salah satu cara terbaik untuk mengubah bagian Q (percepatan drastis) dalam perekonomian. Sekarang, tidak hanya turis asing tetapi juga turis domestik tampaknya berhenti berjalan-jalan. Jika hal itu tidak bergerak, maka tidak akan terjadi perbaikan ekonomi," kata Taro Aso.
Menteri Pertanahan, Prasarana, Transportasi, dan Pariwisata Jepang, Kazuyoshi Akaba (62) mengatakan dalam jumpa pers usai rapat Kabinet hari ini bahwa perusahaan travel dan pelaku usaha akomodasi akan bisa mulai menjual produk travel yang mencerminkan diskon mulai siang ini tanggal 18 September.
"Jika ada penyebaran virus corona yang signifikan dan Pemerintah Metropolitan Tokyo menaikkan standar peringatan, kami akan memutuskan apakah akan ditunda atau dikecualikan. Saya ingin melakukannya lagi. Kami juga akan menilai dengan hati-hati status infeksi," katanya terkait kebijakan penambahan perjalanan ke dan dari Tokyo.
Selain itu, terkait biaya pembatalan jika penambahan target ditunda, ia mengatakan, "Harus mengikuti contoh saat Tokyo pertama kali dikecualikan, dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah para pelancong membayar biaya pembatalan. Pemerintah akan menerima hal pembatalan tersebut dan melakukan penggantian."
Total 13,39 juta pengguna hingga akhir bulan Agustus 2020 yang memanfaatkan GTT.
Baca: Ditolak Bekerja di Irian Jaya, Pelajar Indonesia Sukses Jadi Kepala Peneliti Suzuki Hi-tech Jepang
Jika perjalanan ke dan dari Tokyo ditambahkan ke target mulai tanggal 1 Oktober, penggunaan akan meningkat lebih lanjut, sehingga pemerintah mengingatkan fasilitas terkait pariwisata dan pengguna untuk mengambil tindakan menyeluruh untuk mengekang penyebaran infeksi.
Sementara itu baru terbit Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di dunia cerita non-fiksi kehidupan Ninja di Jepang dalam bahasa Indonesia, silakan tanyakan ke: info@ninjaindonesia.com