Presiden Taiwan Belum Memiliki Rencana Berbicara dengan PM Jepang yang Baru
Presiden Taiwan mengatakan, belum ada rencana untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Jepang yang baru Yoshihide Suga melalui telepon.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, belum ada rencana untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Jepang yang baru Yoshihide Suga melalui telepon.
Sebelumnya, utusan Jepang menagtakan kepadanya, Suga mungkin terbuka untuk melakukan pembicaraan tersebut.
Tetapi, kabar ini disebut-disebut memicu kekhawatiran Beijing.
Dilaporkan Reuters via Yahoo News!, meski Taiwan telah mengklaim wilayahnya sendiri, seperti kebanyakan negara, Jepang mengakui pemerintahan pusat China di Beijing, bukan di Taiwan.
Mantan Perdana Menteri Jepang Yoshiro Mori bertemu Tsai di Taipe pada Jumat kemarin (18/9/2020).
Baca: China Mengadakan Latihan Militer saat Utusan AS Mengunjungi Taiwan
Baca: Taiwan Siapkan Baterai Rudal Saat Rombongan Jet Tempur China Dekati Teritorial Mereka
Kedatangan Mori ke Taipe bertujuan untuk mengunjungi upacara peringatan mendiang presiden Lee Teng Hui.
Dia mengatakan, Suga sempat menyampaikan, "jika ada kesempatan, dia berharap untuk berbicara melalui telepon atau cara lain".
Sementara itu, setelah Beijing memnta klarifikasi Tokyo, Kementerian Luar Negeri China pada Sabtu malam (19/9/2020) mengatakan, Jepang mengatakan hal seperti itu tidak akan pernah terjadi.
Tsai mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak membicarakan masalah ini dengan Mori.
"Kami juga belum memiliki rencana untuk melakukan percakapan telepon ini," katanya.
Baca: Taiwan Siagakan Sistem Pertahanan Udara Saat 18 Pesawat Tempur China Melintas
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Jepang menggemakan komentar Tsai, mengatakan "tidak ada rencana untuk panggilan telepon antara kedua pemimpin itu".
Lebih jauh, Jepang memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan mendukung China pada tahun 1972.
Dulu, Taiwan merupakan koloni Jepang antara tahun 1895 dan 1945.
Tidak seperti di China atau Korea Selatan, banyak orang Taiwan memiliki pandangan positif yang luas tentang Jepang, mengatakan bahwa aturan Jepang membawa kemajuan ke pulau yang tadinya belum berkembang.