Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keponakan Gembong Narkoba Pablo Escobar Temukan Uang Rp266 Miliar di Dinding, Ada Juga Pulpen Emas

Keponakan dari gembong narkoba Pablo Escobar menemukan £ 14 juta (sekitar Rp266 miliar) dalam kantong plastik yang tersembunyi di dinding rumah

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Keponakan Gembong Narkoba Pablo Escobar Temukan Uang Rp266 Miliar di Dinding, Ada Juga Pulpen Emas
via The Sun
Keponakan Gembong Narkoba Pablo Escobar Temukan Uang Rp266 Miliar di Dinding 

Kegiatan ilegal awalnya yaitu menyelundupkan peralatan stereo dan mencuri batu nisan untuk dijual kembali.

Ketika industri kokain tumbuh di Kolombia, sebagian berkat kedekatannya dengan Peru, Ekuador, dan Bolivia, penanam utama koka, dari mana kokain berasal, Escobar terlibat dalam penyelundupan narkoba.

Pada pertengahan tahun 1970-an ia membantu mendirikan organisasi kejahatan yang kemudian dikenal sebagai kartel Medellín.

Mitra terkenalnya termasuk Ochoa bersaudara: Juan David, Jorge Luis, dan Fabio.

Escobar menjabat sebagai kepala organisasi, yang sebagian besar berfokus pada produksi, transportasi, dan penjualan kokain.

Pada pertengahan 1980-an, kartel Medellín mendominasi perdagangan kokain, dengan Escobar memegang kekuasaan dan kekayaan yang luar biasa.

Menurut beberapa laporan, kekayaannya mencapai sekitar $ 25 miliar, yang membuatnya menjalani gaya hidup mewah dengan memiliki perkebunan seluas 7.000 acre (2.800 hektar) di Kolombia.

BERITA TERKAIT

Di sana, ia menampung jerapah, kuda nil, dan unta, dan hewan lainnya.

Dia juga mendanai berbagai proyek untuk membantu orang miskin, membuatnya sering dibandingkan dengan Robin Hood.

Persepsi itu bahkan bisa membantu Escobar memenangkan pemilihan untuk kursi pengganti di Kongres negara itu pada tahun 1982.

Namun, karya filantropi tersebut diimbangi oleh kekejaman Escobar yang terkenal.

Escobar menangani masalah dengan "plata o plomo," yang berarti "perak" (suap) atau "timah" (peluru).

Selain para pengedar narkoba saingan, terutama di kartel Cali, korbannya termasuk pejabat pemerintah, polisi, dan warga sipil.

Pada tahun 1989, kartel dilaporkan memasang bom di atas pesawat sebagai upaya untuk membunuh seorang informan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas