Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keponakan Gembong Narkoba Pablo Escobar Temukan Uang Rp266 Miliar di Dinding, Ada Juga Pulpen Emas

Keponakan dari gembong narkoba Pablo Escobar menemukan £ 14 juta (sekitar Rp266 miliar) dalam kantong plastik yang tersembunyi di dinding rumah

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Keponakan Gembong Narkoba Pablo Escobar Temukan Uang Rp266 Miliar di Dinding, Ada Juga Pulpen Emas
via The Sun
Keponakan Gembong Narkoba Pablo Escobar Temukan Uang Rp266 Miliar di Dinding 

TRIBUNNEWS.COM - Keponakan dari gembong narkoba Pablo Escobar menemukan £ 14 juta (sekitar Rp266 miliar) dalam kantong plastik yang tersembunyi di dinding di salah satu rumahnya di Kolombia.

Dilansir Mirror, Nicolas Escobar mengklaim bahwa ada "bisikan" yang memberitahunya di mana tepatnya harus mencari uang tunai di apartemen Medellin yang telah dia tinggali selama lima tahun terakhir.

Selain uang, Nicolas juga menemukan pulpen emas, mesin tik, telepon satelit, kamera, dan gulungan film.

Ini bukan pertama kalinya Nicolas mengatakan ia menemukan uang di tempat yang tidak biasa, karena pamannya harus menyimpannya.

Namun ia mengatakan banyak uang kertas sudah mulai rusak dan tidak dapat digunakan.

Baca: Kisah Kejamnya Raja Narkoba Pablo Escobar, Mutilasi 49 Selir dalam 3 Hari karena Tuduhan Ini

Baca: Rumah Gembong Narkoba di Kawasan Elite Sukabumi Simpan 402 Kg Sabu Senilai Rp 480 Miliar

Keponakan Pablo Escobar, Nicholas Escobar
Keponakan Pablo Escobar, Nicholas Escobar (mirror.co.uk)

Ayah Nicolas, Roberto, saudara laki-laki sekaligus akuntan dari Pablo Escobar, pernah berkata: "Kami pernah membelanjakan sebanyak £ 2.000 (Rp38 juta) sebulan hanya untuk membeli karet gelang yang digunakan untuk mengikat uang."

Empat tahun sebelum kematian Pablo pada 1993 dalam baku tembak dengan polisi, majalah bisnis AS Forbes mencantumkan namanya sebagai orang terkaya ketujuh di dunia dengan kekayaan £ 19 miliar.

BERITA TERKAIT

Pada puncak pemerintahannya atas Kartel Medellin pada akhir 1980-an, Pablo mengendalikan 80% konsumsi kokain dunia.

Profil dan Perjalanan Hidup Pablo Escobar

Pablo Escobar
Pablo Escobar (AFP)

Pablo Escobar, yang memiliki nama lengkap Pablo Emilio Escobar Gaviria, lahir 1 Desember 1949, di Rionegro, Kolombia.

Ia meninggal dunia di usia 44 tahun pada 2 Desember 1993 di Medellín.

Pablo Escobar dikenal sebagai penjahat Kolombia yang bisa dibilang sebagai pengedar narkoba paling kuat di dunia di 1980-an dan awal 90-an.

Dilansir Britannica, segera setelah kelahirannya, keluarga Escobar pindah ke Envigado, Kolombia, pinggiran Medellín.

Saat masih remaja, Escobar sudah memulai kehidupan kriminal.

Kegiatan ilegal awalnya yaitu menyelundupkan peralatan stereo dan mencuri batu nisan untuk dijual kembali.

Ketika industri kokain tumbuh di Kolombia, sebagian berkat kedekatannya dengan Peru, Ekuador, dan Bolivia, penanam utama koka, dari mana kokain berasal, Escobar terlibat dalam penyelundupan narkoba.

Pada pertengahan tahun 1970-an ia membantu mendirikan organisasi kejahatan yang kemudian dikenal sebagai kartel Medellín.

Mitra terkenalnya termasuk Ochoa bersaudara: Juan David, Jorge Luis, dan Fabio.

Escobar menjabat sebagai kepala organisasi, yang sebagian besar berfokus pada produksi, transportasi, dan penjualan kokain.

Pada pertengahan 1980-an, kartel Medellín mendominasi perdagangan kokain, dengan Escobar memegang kekuasaan dan kekayaan yang luar biasa.

Menurut beberapa laporan, kekayaannya mencapai sekitar $ 25 miliar, yang membuatnya menjalani gaya hidup mewah dengan memiliki perkebunan seluas 7.000 acre (2.800 hektar) di Kolombia.

Di sana, ia menampung jerapah, kuda nil, dan unta, dan hewan lainnya.

Dia juga mendanai berbagai proyek untuk membantu orang miskin, membuatnya sering dibandingkan dengan Robin Hood.

Persepsi itu bahkan bisa membantu Escobar memenangkan pemilihan untuk kursi pengganti di Kongres negara itu pada tahun 1982.

Namun, karya filantropi tersebut diimbangi oleh kekejaman Escobar yang terkenal.

Escobar menangani masalah dengan "plata o plomo," yang berarti "perak" (suap) atau "timah" (peluru).

Selain para pengedar narkoba saingan, terutama di kartel Cali, korbannya termasuk pejabat pemerintah, polisi, dan warga sipil.

Pada tahun 1989, kartel dilaporkan memasang bom di atas pesawat sebagai upaya untuk membunuh seorang informan.

Lebih dari 100 orang tewas.

Ancaman ekstradisi ke Amerika Serikat, yang memandang Escobar sebagai taget utama perang narkoba, menarik pembalasan yang lebih besar dari Escobar.

Amerika dilaporkan mengatakan bahwa Escobar "akan lebih baik memiliki kuburan di Kolombia daripada sel penjara di AS".

Di tengah pertumpahan darah, perburuan besar-besaran dilakukan untuk menemukan Escobar, sementara pemerintah juga memulai negosiasi untuk penyerahannya.

Pada bulan Juni 1991, pada hari yang sama ketika Kongres Kolombia memilih untuk melarang ekstradisi dalam konstitusi baru negara itu, Escobar menyerah dan kemudian dipenjara.

Namun, penahanannya hanya berdampak kecil pada aktivitas kriminal dan gaya hidupnya.

Dia masih diizinkan untuk membangun penjara mewah, yang kemudian dikenal sebagai La Catedral.

Fasilitas tersebut tidak hanya mencakup klub malam, sauna, air terjun, dan lapangan sepak bola, tetapi juga memiliki telepon, komputer, dan mesin faks.

Namun, setelah Escobar menyiksa dan membunuh dua anggota kartel di La Catedral, para pejabat memutuskan untuk memindahkannya ke penjara lain.

Namun sebelum dia dapat dipindahkan, Escobar melarikan diri dari tahanan pada Juli 1992.

Lebih dari setahun kemudian pihak berwenang menemukannya di Medellín.

Terjadi aksi tembak-menembak yang membuat Escobar terbunuh.

Beberapa berspekulasi bahwa dia bunuh diri.

Setelah Escobar meninggal, kartel Medellin runtuh.

Setelah kematiannya, Escobar menjadi inspirasi pembuatan banyak buku, film, hingga proyek TV.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas