Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ancaman AS Tarik Diplomat dari Irak Timbulkan Ketakutan akan Perang

Kekhawatiran di antara warga Irak adalah penarikan diplomat akan diikuti tindakan militer.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ancaman AS Tarik Diplomat dari Irak Timbulkan Ketakutan akan Perang
ist
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, BAGHDAD--Amerika Serikat (AS) mengancam akan menarik diplomat dari Irak.

Hal itu setelah AS memperingatkan pemerintah Irak akan menutup kedutaannya, kecuali Baghdad bisa mengendalikan serangan terhadap personil AS.

Irak takut rencana penarikan diplomat ini bisa mengubah negara mereka menjadi zona pertempuran.

Setiap langkah AS menurunkan kehadiran diplomatiknya di Irak, di mana ia memiliki hingga 5.000 pasukan--akan dipandang akan terjadi eskalasi konfrontasi dengan Iran.

"Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengancam akan menutup kedutaan AS di Irak ketika berbicara malalui sambungan telepon seminggu yang lalu kepada Presiden Barham Salih," kata dua sumber pemerintah Irak yang namanya enggan disebut kepada Reuters, Senin (28/9/2020).

Percakapan itu awalnya dilaporkan oleh situs berita Irak.

Berita Rekomendasi

"Pada Minggu (27/9/2020), Washington telah memulai persiapan untuk menarik staf diplomatik jika keputusan seperti itu diambil," kata sumber-sumber itu dan dua diplomat Barat.

Kekhawatiran di antara warga Irak adalah penarikan diplomat akan diikuti tindakan militer.

Ulama terkenal Irak, Moqtada al-Sadr, mengeluarkan pernyataan pekan lalu, memohon semua kelompok untuk menghindari eskalasi yang akan mengubah Irak menjadi medan pertempuran.

Salah satu diplomat Barat mengatakan pemerintahan AS tidak "ingin dibatasi dalam pilihan mereka" untuk melemahkan Iran atau milisi pro-Iran di Irak.

Departemen Luar Negeri AS, ditanya tentang rencana untuk menarik diri dari Irak.

Departemen Luar Negeri mengatakan, "Kami tidak pernah mengomentari percakapan diplomatik pribadi Menteri Luar Negeri dengan para pemimpin dunia ... Kelompok-kelompok yang didukung Iran meluncurkan roket di Kedutaan besar kami adalah bahaya, tidak hanya bagi kami tetapi juga bagi Pemerintah Irak."

Di wilayah yang terpolarisasi antara Iran dan Amerika Serikat, Irak adalah pengecualian, karena negara yang memiliki hubungan dekat dengan keduanya. Tapi itu telah membuatnya terbuka untuk risiko abadi menjadi medan pertempuran dalam perang proxy.

Risiko itu terjadi pada Januari tahun ini, ketika Washington membunuh komandan militer Iran yang paling penting, Qassem Soleimani, dengan serangan drone di bandara Baghdad.

Iran merespons dengan rudal yang ditembakkan ke pangkalan AS di Irak.

Sejak itu, perdana menteri baru telah mengambil alih kekuasaan di Irak, didukung oleh Amerika Serikat, sementara Teheran masih mempertahankan hubungan dekat dengan gerakan bersenjata Syiah yang kuat.

Roket secara teratur terbang melintasi Tigris menuju kompleks diplomatik AS yang sangat dibentengi, yang dibangun untuk menjadi kedutaan besar terbesar AS di dunia, yakni di Baghdad tengah yang disebut Zona Hijau selama pendudukan AS setelah invasi tahun 2003.

Dalam beberapa minggu terakhir serangan roket di dekat kedutaan telah meningkat dan bom pinggir jalan menargetkan konvoi yang membawa peralatan ke koalisi militer yang dipimpin AS.

Dua sumber intelijen Irak mengatakan rencana untuk menarik diplomat Amerika belum terjadi, dan akan tergantung pada apakah pasukan keamanan Irak mampu melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk menghentikan serangan.

Sumber intelijenbitu mengatakan mereka telah menerima perintah untuk mencegah serangan di situs AS, dan telah diberitahu bahwa evakuasi AS akan dimulai hanya jika upaya itu gagal.(Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas