Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny Yakin Vladimir Putin Perintahkan Badan Intelijen Meracuninya
Alexei Navalny mengatakan, dia yakin Presiden Rusia Vladimir Putin ada dibalik insiden keracunan yang dia alami pada 20 Agustus 2020 kemarin.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
"Pertama mereka mencoba membunuh Navalny, dia menghabiskan tiga minggu dalam keadaan koma, dan ketika dia pulang, pihak berwenang Rusia mulai berteriak bahwa dia adalah b*jing** yang tidak tahu malu," kata juru bicara Navalny, Kira Yarmysh di Twitter.
"Bahkan saya merasa sulit untuk percaya bahwa ini benar-benar terjadi," tambahnya.
Jawaban Navalny saat Ditanya alasan Putin Gunakan Novichok
Lebih jauh, dalam wawancaranya, Navalny ditanya alasan Puting menggunakan metode perang kimia.
“Kremlin memperhatikan bahwa perlu mengambil tindakan ekstrim untuk menghindari 'skenario Belarusia',” katanya kepada Der Spiegel.
Pesawat di mana Navalny jatuh sakit pada 20 Agustus melakukan pendaratan darurat di Omsk , di mana ia menghabiskan dua hari dalam keadaan koma sebelum diterbangkan dengan jet medis ke Berlin.
Baca: Staf Alexei Navalny: Jejak Racun Novichok Ditemukan dari Botol Air Kamar Hotel di Siberia
Baca: Alexei Navalny Segera Kembali ke Rusia, Juru Bicara: Tak Ada Opsi Lain untuk Dipertimbangkan
Ditanya mengapa Putin mengizinkannya meninggalkan negara jika dia berada di belakang serangan itu, Navalny mengatakan dia telah diselamatkan oleh situasi yang berubah menjadi "reality show" yang ditonton di seluruh dunia.
"Saya yakin mereka bertekad untuk tidak membiarkan saya meninggalkan negara itu, dan itulah mengapa mereka secara terbuka menyatakan saya tidak dalam keadaan fit untuk diangkut," kata Navalny.
“Mereka menungguku mati. Namun karena dukungan dan usaha istri saya, semuanya berubah menjadi semacam reality show, dengan judul 'Navalny dies in Omsk'," tambah Navalny.
Navalny menerangkan, bagi pendukung Putin, penting bagi mereka tidak memberikan status 'korban' kepada musuh mereka.
"Jika saya mati di Omsk atau pergi dengan kerusakan permanen di sana, maka tanggung jawab jelas ada pada mereka," ungkap Navalny.
Navalny mengatakan, dia yakin dia diracuni melalui permukaan yang terkontaminasi di kamarnya di hotel Xander, Tomsk.
"Mungkin karena badan intelijen telah belajar dari keracunan Sergei Skripal 2018 yang gagal di Salisbury," ungkap Navalny.
“Saya yakin mereka menarik kesimpulan dar kasus (Salisbury), ketika 48 orang terkontaminasi dan seorang wanita yang tidak terlibat meninggal. Itulah sebabnya racun itu mungkin tidak dioleskan ke benda yang bahkan tidak bisa saya gunakan, seperti wastafel atau kamar mandi. Atau ponsel saya, yang mungkin saya serahkan kepada (juru bicaranya) Kira (Yarmysh). Saya hanya berspekulasi," jelas Navalny.