Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia akan Jual Sistem Pertahanan Rudal S-400 ke Iran?

“Kami telah memberi Iran S-300. Rusia tidak memiliki masalah untuk mengirimkan S-400 ke Iran, dan tidak ada masalah sebelumnya."

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Rusia akan Jual Sistem Pertahanan Rudal S-400 ke Iran?
(Alexey Malgavko/Sputnik)
Sistem pertahanan udara S-400 milik Rusia (Alexey Malgavko/Sputnik) 

Menurut laporan Bloomberg, Turki berencana untuk menguji S-400 minggu depan di sebuah situs di pantai Laut Hitam.

Meskipun langkah tersebut tidak berarti bahwa Turki segera mengaktifkan sistem Rusia, laporan di Ankara menunjukkan bahwa kartu aktivasi dapat digunakan sebagai bentuk perlindungan.

Latihan, di mana 10 drone target Banshee buatan Inggris juga akan digunakan untuk menguji S-400, akan berlangsung hingga 16 Oktober.

Kemampuan keterlibatan senjata S-400, serta kemampuan deteksi dan pelacakan radar sistem dan potensi sistem komunikasi, akan diuji.

"Pemilihan waktu pengujian hanya mendorong kami pada kesimpulan bahwa ini mungkin merupakan instrumen pengiriman pesan ke Rusia dan Armenia," jelas Karol Wasilewski, seorang analis di Institut Urusan Internasional Polandia yang berbasis di Warsawa, mengatakan kepada Arab News.

Menurut Wasilewski, Turki mungkin ingin menunjukkan tekadnya pada masalah Nagorno-Karabakh dan membujuk Rusia untuk bernegosiasi tentang konflik tersebut.

“Ini bukan tes pertama. Yang pertama terjadi pada November 2019. Turki mencobanya sekali dan tidak ada konsekuensi, jadi saya pikir sekarang pengambil keputusan juga yakin tidak akan ada konsekuensi,” ujarnya.

Berita Rekomendasi

AS belum mengomentari rencana Turki, tetapi mengecualikannya tahun lalu dari program jet tempur F-35 generasi kelima setelah negara itu menerima gelombang pertama sistem pertahanan Rusia.

"Keputusan Turki untuk menguji sistem rudal S-400 segera setelah kunjungan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, tentu saja, sangat tidak menyenangkan bagi sekutu NATO-nya," kata pakar politik luar negeri Turki Matthew Goldman, dari Swedish Research Institute di Istanbul, kepada Arab News.

“Stoltenberg berada di Turki untuk mencoba menenangkan ketegangan Turki-Yunani, tetapi juga mendesak Turki untuk menahan diri dari mengaktifkan sistem S-400, memperingatkan bahwa ini dapat memicu sanksi Amerika terhadap Turki," paparnya.

Namun Goldman mengatakan, dengan melanjutkan pengujian sistem S-400 pada hari ini, saat Stoltenberg berada di Athena, mengirimkan sinyal kuat bahwa Turki tidak berminat untuk menyerah pada tekanan dari sekutu NATO-nya.

Sebagian artikel tayang di Kontan dengan judul: Penuh kontroversi, Turki uji sistem pertahanan S-400 minggu depan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas