Donald Trump Tak Mau Lakukan Debat Virtual, Jadwal Debat Selanjutnya Berantakan
Donald Trump menolak melakukan debat virtual, membuat agenda debat selanjutnya menjadi berantakan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Donald Trump menolak melakukan debat virtual, membuat agenda debat selanjutnya menjadi berantakan.
Seperti yang dilansir The Guardian, Kamis (8/10/2020) pagi waktu setempat, Commission on Presidential Debates (CPD) menyebut bahwa debat capres selanjutnya, yang diagendakan jatuh pada 15 Oktober 2020, akan digelar secara virtual.
Para kandidat, Trump dan Joe Biden, akan melakukan debat di tempat terpisah.
Keputusan itu diambil setelah Donald Trump didiagnosis positif Covid-19 pada Jumat (2/10/2020) lalu dan hingga kini belum dinyatakan sembuh.
"Untuk melindungi kesehatan dan keselamatan semua, debat presiden kedua akan mengambil bentuk rapat kota, di mana para kandidat akan berpartisipasi dari lokasi yang terpisah," ungkap CPD.
Baca: Debat Calon Wakil Presiden Mike Pence dan Kamala Harris Ditonton Lebih dari 57 Juta Orang
Baca: Sebelum Mike Pence, Hillary Clinton Rupanya Juga Pernah Dihinggapi Lalat saat Debat
Akan tetapi, Trump mengecam perubahan format itu.
Ia menyatakan keprihatinan bahwa mikrofonnya bisa saja terputus di acara tersebut.
Trump juga mengatakan ingin melanjutkan unjuk rasa kampanye.
"Saya tidak akan membuang waktu saya untuk debat virtual. Bukan itu yang dimaksud dengan perdebatan," kata Trump dalam wawancara telepon selama hampir satu jam dengan Fox Business.
"Anda duduk di belakang komputer dan berdebat - itu konyol, lalu mereka memotong Anda kapan pun mereka mau."
Menyusul komentar presiden itu, kampanye Biden dan Trump sama-sama mengusulkan untuk menunda perdebatan hingga 22 Oktober, tanggal yang dijadwalkan sebagai pertemuan terakhir (debat ketiga) mereka sebelum pemilihan 3 November.
Kampanye Trump juga mengusulkan diadakannya debat lain pada 29 Oktober.
Namun usul itu ditolak oleh kampanye Biden, dengan mengatakan debat 22 Oktober harus menjadi yang terakhir.
"Perilaku Trump yang tidak menentu tidak memungkinkan dia untuk menulis ulang kalender, dan memilih tanggal baru yang dia pilih," kata Kate Bedingfield, wakil manajer kampanye Biden.