China-AS Makin Panas, Trump Bidik Perusahaan Fintech Mikik Jack Ma Masuk Daftar Hitam
Langkah ini dilakukan Pemerintah AS saat perusahaan di bidang financial dan technology (fintech) tersebut sedang bersiap go public.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah mengajukan proposal kepada pemerintahan Presiden Donald Trump untuk menambahkan Ant Group asal China ke dalam daftar hitam perdagangan internasional.
Langkah ini dilakukan Pemerintah AS saat perusahaan di bidang financial dan technology (fintech) tersebut sedang bersiap go public.
Jika masuk daftar hitam, langkah ini tentu saja akan menghalangi investor AS untuk ambil bagian dalam penawaran umum perdana (IPO) Ant Group.
Pada pekan lalu, Senator Marco Rubio yang berhasil mendesak pemerintahan Trump untuk melakukan penyelidikan terhadap perusahaan China, meminta AS untuk melihat opsi yang tersedia agar menunda IPO Ant Group.
Baca juga: Startup Ini Jadi Satu-Satunya Fintech P2P Lending Paling Menjanjikan di 2020
Pencatatan ganda di Shanghai dan Hong Kong bisa mencapai rekor 35 miliar dolar AS.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (16/10/2020), menurut Juru Bicara perusahaan, aplikasi pembayaran Ant's Alipay saat ini tidak tersedia untuk pengguna warga Amerika di AS.
Baca juga: Mendadak Twitter Tak Bisa Diakses di Seluruh Dunia Jelang Debat Trump dan Joe Biden di Balai Kota
Kendati demikian, pejabat administrasi Trump masih khawatir pemerintah China dapat mengakses data perbankan sensitif milik para pengguna AS di masa depan.
Daftar Entitas AS tentunya mempersulit perusahaan AS untuk menjual peralatan berteknologi tinggi ke perusahaan yang masuk dalam daftar hitam, termasuk perusahaan-perusahaan asal China.
Pada Mei 2019, pemerintahan Trump memasukkan raksasa telekomunikasi China, Huawei ke dalam daftar hitam, bahkan AS menyebut perusahaan ini sebagai ancaman keamanan nasional.
Ant Group merupakan perusahaan pembayaran seluler yang dominan di China.
Perusahaan ini menawarkan pinjaman, pembayaran, asuransi, dan layanan manajemen aset melalui aplikasi seluler.
33 persen sahamnya dimiliki oleh Alibaba dan dikendalikan oleh pendiri Alibaba, Jack Ma.
Seperti platform WeChat Tencent, Ant's Alipay digunakan terutama oleh warga China melalui akun dengan mata uang renminbi.
Sebagian besar aktivitas interaksinya di AS adalah dengan pedagang yang menerima pembayaran dari para pelancong China dan bisnis di negara tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.