Mengenal Sosok Mariko Suga, Istri PM Jepang Yoshihide Suga: Wanita Sederhana Anak Pedagang Grosir
Mariko Suga berasal dari keluarga masyarakat biasa, keluarganya adalah pedagang di Perfektur Shizuoka.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mariko Suga (67), istri Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga untuk pertama kalinya akan mengunjungi Indonesia mendampingi sang suami, pada 20 Oktober mendatang.
"Mariko tampaknya senang sekali bisa mendampingi suaminya ke Indonesia apalagi dikenalnya sebagai negeri yang indah," ungkap sumber Tribunnews.com, Sabtu (16/10/2020).
Mariko Suga sebenarnya sudah sejak lama ingin berkunjung ke Indonesia, apalagi menurutnya Indonesia adalah negeri yang indah, terlebih pulau Bali yang terkenal di Jepang.
Meskipun belum pernah ke Indonesia, Mariko memiliki beberapa teman di Indonesia.
Mariko Suga berasal dari keluarga masyarakat biasa, keluarganya adalah pedagang di Perfektur Shizuoka.
Dia lahir di Kota Shimizu, Perfektur Shizuoka (sekarang Distrik Shimizu, Kota Shizuoka).
Orang tuanya menjalankan perusahaan grosir dan menjual makanan kaleng dan air minum ke supermarket.
Dia tidak melanjutkan ke sekolah menengah pertama negeri, tetapi melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Shizuoka yang terkait dengan Fakultas Pendidikan, Universitas Shizuoka.
Baca juga: PM Jepang Yoshihide Suga Persembahkan Masakaki ke Kuil Yasukuni Sebelum Bertolak ke Indonesia
Di sekolah menengah pertama, Mariko Suga terdaftar di klub bola voli karena menyenangi voli sejak kecil di samping juga panahan.
Setelah lulus dari sekolah menengah pertama, Mariko Suga masuk ke Sekolah Menengah Shimizu Higashi di Perfektur Shizuoka. Di sekolah menengah, dia terdaftar di klub panahan.
Setelah lulus dari sekolah menengah, masuk Universitas Wanita Shizuoka (sekarang Universitas Perfektur Shizuoka).
Di rumah Hikosaburo Okonogi--seorang anggota DPR (mantan menteri METI dan mantan menteri konstruksi)--Mariko tinggal dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Sekitar waktu itu, ia bertemu dan menikahi Yoshihide Suga, yang merupakan sekretaris Okonogi.
Suga mencalonkan diri untuk pemilihan anggota Dewan Kota Yokohama pada tahun 1987 dan berhasil meraih pemilihan pertamanya.
Sejak itu, dia mendukung Suga sebagai istri seorang politisi.
Mariko yang sederhana berusaha mencoba untuk membuatnya sejelas mungkin sebagai seorang istri tetapi menghindari berdiri di depan panggung.
Mariko hanya memasuki kantor Suga selama periode pemilihan.
Selama periode tersebut Mariko pergi bekerja terlebih dahulu untuk membersihkan bagian depan kantor.
Kazuo Tanoi, seorang anggota Dewan Kota Yokohama yang telah bersamanya sejak suaminya Suga terpilih sebagai anggota Dewan Kota Yokohama untuk pertama kalinya pada tahun 1987, mengomentari mengenai Mariko, "Dia pandai memberikan pidato yang solid dan memuaskan jika terjadi keadaan darurat. Mariko pun seorang istri yang sangat baik melayani suaminya sebagai partner."
Media juga kesulitan mencari foto Mariko Suga karena dia jarang berdiri di depan panggung.
Baca juga: Kelompok Kerja Nasional Gubernur Jepang Akui Ada Diskriminasi Terhadap Korban Covid-19
Namun, pada "pesta perjamuan yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri dan istrinya", media menangkap penampilan berjalan di belakang Suga dengan setelan pakaian putih dan kalung mutiara.
Yohei Maeda, jurnalis Jepang, mengakui Mariko sangat rendah hati sehingga dia tidak menyadari bahwa dia adalah istri dari seseorang yang kebetulan bertemu di Diet (parlemen Jepang), dan kini menjadi First Lady di Jepang.
Dalam sebuah program televisi di Jepang, Suga pernah menyampaikan, "Mariko adalah musuh yang paling sulit ketika saya dicalonkan sebagai Ketua LDP (partai liberal demokrat)."
Suga mengakui bahwa Mariko membenci tempat tinggal Suga kini sebagai PM Jepang.
Orang yang sangat sederhana Mariko tampaknya ingin tinggal di rumah yang sederhana, tidak ingin menonjol di rumah mewah PM Jepang.
Selasa 20 Oktober Mariko akan tiba di Jakarta dan bertemu beberapa temannya di Jakarta.
Semoga saja suami isteri Suga bisa menjadi jembatan yang membuat hubungan Indonesia-Jepang semakin akrab bersahabat di masa depan ini.
Keduanya menikah pada tahun 1981 ketika Suga berusia 30 tahun dan Mariko berusia 25 tahun.
Mariko juga senang mengenakan pakaian yang sederhana, serta suka dengan potongan rambut pendeknya.
Pasangan ini memiliki tiga putra, putra tertua lulusan Meiji Gakuin, putra kedua lulusan Todai (Universitas Tokyo), dan putra ketiga lulusan Universitas Hosei Tokyo.
Reputasi Mariko tidak sedikit yang menyebutnya seperti "Showa no Onna", atau wanita yang sederhana di zaman kuno showa (1926–1989).
Sementara itu telah terbit Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di dunia cerita non-fiksi kehidupan Ninja di Jepang dalam bahasa Indonesia, silakan tanyakan ke: info@ninjaindonesia.com