Pemilu AS 2020: Rolling Stone Dukung Joe Biden jadi Presiden
2 hari setelah New York Times menerbitkan profil Joe Biden dengan judul 'Joe Biden's Non-Radical 1960s', dia menerima dukungan dari Rolling Stone.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Warga Amerika Serikat tinggal menunggu 14 hari lagi untuk merayakan pesta demokrasi.
Pemilu Presiden AS akan diselenggarakan pada 3 November 2020 mendatang.
Dua minggu menjelang Pemilu AS, persaingan kedua kandidat tampaknya semakin menegangkan.
Berbagai dukungan mengalir untuk Donald Trump mau pun Joe Biden.
Mengutip The Guardian, dua hari setelah New York Times menerbitkan profil Joe Biden dengan judul 'Joe Biden's Non-Radical 1960s', kandidat Partai Demokrat itu menerima dukungan dari Rolling Stone.
Baca juga: Sentimen Pasar Diprediksi Sangat Positif Jika Joe Biden Terpilih Jadi Presiden AS
Baca juga: Ada Hikmahnya Buat Indonesia Jika Biden Kalahkan Trump di Pilpres AS
Seperti diketahui, Rolling Stone merupakan majalah yang didirikan sejak 1967, dikenal sebagai majalah musik rock 'n' roll.
"Kami telah hidup selama empat tahun di bawah seorang pria yang jelas-jelas tidak layak menjadi presiden," kata Dewan Editorial Rolling Stone, menulis tentang Donald Trump.
“Untungnya bagi Amerika, Joe Biden adalah lawan Donald Trump di hampir setiap kategori," tambahnya.
"Calon presiden dari Partai Demokrat menunjukkan kompetensi, kasih sayang, kemantapan, integritas, dan pengekangan," pujinya untuk Biden.
Mungkin yang paling penting saat ini, tambahnya, Biden sangat menghormati institusi demokrasi Amerika.
"Serta, Biden memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bagaimana pemerintah kita dan sistem check and balances kita," terangnya.
Baca juga: Jika Joe Biden Menang, Trump Sebut Demokrat Akan Tunda Vaksin Covid dan Berlakukan Lockdown
Baca juga: Beda dengan Ayahnya, Putri Pengacara Pribadi Donald Trump Terang-terangan Pilih Joe Biden
Pernyataan Dewan Editorial itu dimaksudkan menilai Biden dalam memimpin bangsa sebagai presiden, bukan kepemimpinan diktatornya (dibanding Trump).
“Pemilu 2020, kemudian, menawarkan negara kesempatan untuk memulai kembali dan membangun kembali dari reruntuhan rasis, otoriter, tidak tahu apa-apa yang ditimbulkan oleh presiden ke-45," ungkapnya.
"Hanya ada sedikit orang Amerika yang lebih cocok untuk tantangan ini daripada Joe Biden," tuturnya.
Baca juga: Trump Bakal Tinggalkan AS Jika Kalah dari Joe Biden?
Baca juga: 6 Hal yang Jadi Sorotan dalam Masing-masing Pertemuan Umum Donald Trump dan Joe Biden