Joe Biden Masih Unggul Seminggu Jelang Pilpres AS, Berikut Pemetaannya
Tiga negara bagian Rust Belt yaitu Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan terus menjadi bahan sorotan oleh lembaga survei atau pollsters.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, ATLANTA - Calon presiden (capres) Partai Demokrat Joe Biden difavoritkan kuat akan mengalahkan petahana Republik Donald Trump, seminggu menjelang hari pemungutan suara pada 3 November.
Rekapitulasi survei Kompas.com dalam seminggu terakhir menunjukan tidak adanya pergeseran signifikan angka jajak pendapat.
Biden konsisten unggul meyakinkan di survei nasional dan survei swing states.
Biden kokoh di Trio Rust Belt
Tiga negara bagian Rust Belt yaitu Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan terus menjadi bahan sorotan oleh lembaga survei atau pollsters.
Kunci kemenangan pilpres 2020 ada di trio negara bagian industrial yang secara mengejutkan dimenangkan Trump pada pilpres 2016.
Baca juga: Begini Cara Amerika Serikat Bantu Warga Disabilitas Ikut Pemilu Presiden
Sama seperti minggu-minggu sebelumnya, Biden tidak tergoyahkan memimpin di negara bagian yang didominasi pemilih kulit putih berkerah biru itu.
Rataan survei oleh The New York Times memperlihatkan jarak keunggulan yang nyaman bagi Biden
Di Michigan, mantan Wakil Presiden AS itu memimpin dengan rataan 9 poin, sedangkan di Wisconsin dan Pennsylvania masing-masing 7 dan 6 poin.
Trump masih dapat menang jika lembaga survei melakukan kesalahan di mana terjadi polling error berskala besar yang salah menghitung atau meremehkan jumlah pendukung Trump.
Namun sejauh ini bahkan jika polling error menimpa Biden, dia masih akan memenangkan trio Rust Belt dengan rentang 5 poin di Michigan dan sangat tipis 1 poin di Wisconsin dan Pennsylvania.
Kemenangan ini ditambah dengan seluruh negara bagian yang dimenangkan Hillary Clinton pada pilpres 2016, akan memberikan suami Jill Biden itu 278 electoral votes, lebih dari minimal 270 yang diperlukan.
Pennsylvania khususnya adalah yang paling krusial. Tanpa Pennsylvania, jalan Trump untuk kembali terpilih hampir mustahil.
Berita buruk baginya adalah survei terbaru berakurasi tinggi dengan metode live interview dari Muhlenberg College, menunjukan petahana berusia 74 tahun itu tertinggal 7 poin yaitu 44 persen berbanding 51 persen.