Perahu Pengangkut Migran Rute Prancis-Inggris Tenggelam, 4 Orang Tewas, 2 di Antaranya Anak-anak
Empat orang termasuk dua anak tewas setelah perahu yang mengangkut mereka terbalik di lepas pantai Prancis Selasa (27/10/2020) pagi waktu setempat.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Empat orang termasuk dua anak tewas setelah perahu yang mengangkut mereka terbalik di lepas pantai Prancis Selasa (27/10/2020) pagi waktu setempat.
Operasi pencarian sedang berlangsung, Daily Mirror mengabarkan.
18 orang dibawa ke rumah sakit, beberapa karena mengalami hipotermia.
Seorang anak kecil yang diperkirakan berusia lima tahun termasuk di antara korban tewas yang dilaporkan.
Anak itu dan seorang wanita mengalami serangan kardiorespirasi ketika mereka dievakuasi, tetapi tidak dapat diresusitasi di dermaga.
Korban keempat, seorang anak berusia delapan tahun, dievakuasi dalam kondisi kritis namun akhirnya meninggal dunia.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menanggapi insiden tragis itu.
Baca juga: Tentara Malaysia Tangkap 15 Migran Ilegal Asal Indonesia di Johor
Baca juga: Majalah Satir Prancis Charlie Hebdo Sulut Amarah Turki dengan Tampilkan Karikatur Erdogan
Ia berkata: "Pikiran saya tertuju pada orang yang dicintai dari mereka yang secara tragis kehilangan nyawa di Selat Inggris hari ini."
"Kami telah menawarkan semua dukungan kepada otoritas Prancis saat mereka menyelidiki insiden mengerikan ini dan akan melakukan semua yang kami bisa untuk menindak geng kriminal kejam yang memangsa orang-orang yang rentan dengan memfasilitasi perjalanan berbahaya ini."
Menteri Dalam Negeri Priti Patel menambahkan: "Saya benar-benar sedih mengetahui hilangnya nyawa secara tragis di perairan Prancis pagi ini."
"Pikiran dan doa saya bersama keluarga dan orang yang saya cintai saat ini."
"Kami berhubungan dengan rekan-rekan Prancis dan telah menawarkan dukungan apa pun yang mereka butuhkan saat mereka menyelidiki insiden ini."
"Berita tragis ini menyoroti bahaya yang datang dengan menyeberangi Selat dan saya akan melakukan segala yang saya bisa untuk menghentikan penjahat tak berperasaan mengeksploitasi orang-orang yang rentan."
Ketua Komite Urusan Dalam Negeri, Yvette Cooper, berkata: "Ini benar-benar mengerikan."