Dianggap Bawa Hoki, Udang Biru Kini Banyak Dicari untuk Dipelihara, Harganya Jutaan Rupiah
Dulana juga mengaku menerima banyak pertanyaan dari seluruh dunia selama pandemi, termasuk dari AS, Eropa dan China.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, AUSTRALIA -Blue marron, sejenis udang air tawar berwarna biru yang khas Australia, kini semakin banyak dicari untuk dijadikan 'ikan hias' di akuarium.
Karena termasuk langka, harganya pun tidaklah murah.
Meski tak seperti hewan piaraan lainnya yang bisa 'disuruh' mengambil koran dari beranda rumah atau yang bisa dipeluk saat duduk di sofa, para peminat udang biru rela menghabiskan uang sekitar Rp 2,5 juta demi mendapatkan seekor hewan langka ini.
Spesies udang air tawar ini bervariasi warnanya, mulai dari hitam pekat hingga coklat, bergaris-garis dan merah.
Namun, hanya udang biru yang semakin populer dijadikan pajangan di akuarium, bukan hanya di Australia tapi juga di negara lain.
Bagi petambak blue marron seperti Peter McGinty, minat yang tinggi itu telah menambah kesibukannya mengurus tambak di Manjimup, sekitar tiga jam dari Kota Perth, Australia Barat.
Peter mengaku telah mendapatkan banyak sekali pertanyaan tentang udang biru ini sejak awal krisis kesehatan global.
"Mereka terlihat menakjubkan dalam akuarium," ujar Peter.
Baca juga: Pengiriman Ikan Hias Naik Hingga 15 Persen, Tiki Beri Promo Bebas Biaya Tambahan 50 Persen
Ia mengatakan jumlah permintaan atas udang ini pun terus meningkat termasuk di seluruh dunia.
"Sejak awal pandemi ketika warga tinggal di rumah, minat pada hewan peliharaan meningkat, terutama yang tidak memerlukan perawatan sepanjang hari," ujar Peter.
Permintaan itu bahkan banyak datang dari negara bagian Victoria, kata Peter, padahal udang jenis marron dilarang untuk dipelihara di sana karena dikhawatirkan akan mengganggu habitat jenis udang karang Murray.
Kalangan industri memperkirakan hanya sekitar 1 ton blue marron diproduksi setiap tahunnya, di antara seluruh produksi udang jenis marron yang mencapai 80 ton.
Udang jenis marron merupakan hewan endemik di wilayah antara Harvey dan Albany di Australia Barat, yang kini terancam karena kerusakan vegetasi tepi sungai, peningkatan salinitas, perubahan iklim, dan berkurangnya daerah aliran sungai.
Menurut Departemen Industri Primer setempat, berbagai faktor turut mempengaruhi terjadinya pewarnaan pada udang jenis marron, termasuk faktor genetika dan makanan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.