Pernyataan Menlu AS di Jakarta Dibantah Keras Dubes China, Berikut Pernyataan Resmi Mereka
Menurutnya, AS justru meluncurkan apa yang disebut "Perang Dingin Baru", memprovokasi pertentangan ideologi.
Editor: Malvyandie Haryadi
AS adalah penghambat bagi kerja sama dan keterbukaan dunia
Menurutnya inisiatif "Belt and Road" yang diprakarsai China disebut bertujuan untuk mewujudkan keuntungan bagi semua pihak, dengan berlandaskan pada prinsip "konsultasi bersama, pembangunan bersama, dan berbagi manfaat bersama", keterbukaan, inklusivitas, dan transparansi.
Inisiatif ini telah mendapat tanggapan dan dukungan dari 100 lebih negara dan organisasi internasional.
Banyak proyek dalam insiatif ini, misalnya Proyek KA Cepat Jakarta-Bandung, telah membawa manfaat nyata bagi negara-negara yang terlibat, termasuk Indonesia.
Sebaliknya, pemerintah AS menjalankan prinsip "America First", melakukan proteksionisme perdagangan dan perundungan perdagangan, serta membelokkan rantai industri global. AS juga menggunakan kebijakan perdagangan unilateral untuk menekan negara-negara tertentu.
"Aksi AS ini telah mengganggu sistem perdagangan multilateral dan tatanan ekonomi internasional, telah menghambat perkembangan normal negara-negara di dunia, serta telah menghalangi upaya menggalang kerja sama dan keterbukaan global," ujarnya.
China telah mengajukan Inisiatif Keamanan Data Global demi keamanan jaringan internet dunia.
Huawei, ZTE, dan berbagai perusahaan China lainnya sudah melakukan kontribusi nyata bagi perkembangan infrastruktur telekomunikasi global.
Sebaliknya AS, demi melindungi hegemoni teknologi dan kepentingan monopolinya sendiri, telah menggeneralisasi konsep keamanan nasional dan menyalahgunakan kekuasaan negara untuk menekan perusahaan China secara sewenang-wenang.
"Dinas intelijen AS sejak lama telah melakukan penyadapan yang membabi-buta dan ilegal terhadap pemerintah, bisnis, maupun individu dari negara-negara lain, termasuk dari negara-negara sekutu mereka sendiri," ujarnya.
"Tindakan itu telah mendatangkan ancaman besar bagi keamanan nasional di berbagai negara. Aksi AS yang ibaratnya 'maling teriak maling' ini adalah sesuatu yang konyol," lanjutnya.
AS adalah pencipta penderitaan bagi dunia Muslim
Pemerintah China menyebutkan bahwa konstitusi dalam negerinya melindungi kebebasan beragama segenap warganya, juga hak-hak sah dari semua etnik minoritas.
"Hak asasi rakyat semua etnik di Xinjiang sepenuhnya terjamin. China adalah sahabat tulus bagi dunia Muslim, yang senantiasa teguh mendukung perjuangan adil rakyat Palestina," ujar pihaknya.