Alami Peretasan Data Besar-besaran, Lazada: Ini Bukan Data Pelanggan Terbaru
Perusahaan e-commerce Lazada telah mengumumkan bahwa telah terjadi peretasan yang mengakibatkan 1,1 juta informasi pribadi pelanggan
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Perusahaan e-commerce Lazada telah mengumumkan bahwa telah terjadi peretasan yang mengakibatkan 1,1 juta informasi pribadi pelanggan termasuk alamat dan sebagian nomor kartu kredit berhasil disusupi.
Perusahaan milik Alibaba ini mengatakan tim keamanan sibernya telah menemukan bahwa seseorang mengklaim memiliki informasi pribadi dari database pelanggan RedMart selama masa pemantauan rutin.
Kendati demikian, Lazada menekankan bahwa informasi yang dicuri itu bukanlah data pelanggan terbaru dan telah kadaluwarsa lebih dari 18 bulan.
Namun perusahaan e-commerce tersebut tetap memperingatkan para pelanggannya untuk berhati-hati terhadap email phishing potensial yang mencoba memanfaatkan hal ini untuk penipuan.
"Informasi pelanggan yang diakses secara ilegal termasuk nama, nomor telepon, email dan alamat surat, kata sandi terenkripsi dan sebagian nomor kartu kredit," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Luncurkan Fitur Baru LazMall, Lazada Tingkatkan Kualitas Pengalaman Belanja Online untuk Konsumen
Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (31/10/2020), menanggapi serangan cyber tersebut, Lazada pun segera memblokir akses ke database perusahaan dan mengklaim bahwa data pelanggan saat ini tidak terpengaruh.
Sebagai upaya untuk keamanan data pribadi pelanggan, perusahaan ini menyarankan setiap pelanggan untuk membuat kata sandi baru.
Ke depannya, Lazada akan terus mengimbau pelanggannya untuk mengubah kata sandi mereka secara teratur.
Saat ini perusahaan tersebut sedang melakukan penyelidikan atas pelanggaran data dan melaporkannya ke Komisi Perlindungan Data Pribadi di Singapura, yang kemudian menyatakan telah mengetahui insiden tersebut dan sedang menyelidikinya.