Presiden Prancis Macron "Dapat Pahami" Kemarahan Muslim Atas Kartun Nabi Muhammad
Muncul setelah serangan pisau mematikan Kamis (29/10/2020) di sebuah Gereja di Nice, serangan teroris yang menewaskan tiga orang.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
Macron juga mengatakan boikot barang-barang Prancis yang diusulkan di tengah kemarahan pada kartun itu "tidak layak" dan "tidak dapat diterima".
Apa konteks sambutan Macron?
Tiga orang ditikam sampai mati di Nice pada Kamis (29/10/2020) oleh seorang imigran Tunisia yang tiba di kota Prancis selatan pada malam sebelumnya.
Prancis telah meningkatkan peringatan keamanan nasionalnya ke tingkat tertinggi, dengan keamanan meningkat di tempat-tempat ibadah dan sekolah-sekolah di seluruh negeri.
Awal bulan ini guru Samuel Paty dipenggal di pinggiran kota Paris, setelah menunjukkan kartun kontroversial Nabi Muhammad kepada beberapa muridnya.
Menanggapi serangkaian serangan itu, Macron mengatakan Prancis tidak akan pernah mendur atau kalah pada tindakan kekerasan.
Masalah ini telah menyebabkan ketegangan dengan beberapa negara mayoritas Muslim, dengan patung pemimpin Prancis dibakar di Bangladesh dan perang kata-kata dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang mempertanyakan kesehatan mental Macron.