Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemenang Pilpres AS Bukan Ditentukan Publik tapi Electoral Collage? Bagaimana Cara Kerjanya?

Di beberapa negara bagian, elector dapat memilih capres mana pun yang mereka sukai terlepas dari siapa yang didukung para pemilih.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pemenang Pilpres AS Bukan Ditentukan Publik tapi Electoral Collage? Bagaimana Cara Kerjanya?
BBC.com
Tentang pemilu presiden AS 2020 Donald Trump vs Joe Biden 

Apakah electors harus memilih capres yang menang popular vote?

Di beberapa negara bagian, elector dapat memilih capres mana pun yang mereka sukai terlepas dari siapa yang didukung para pemilih.

Namun dalam praktiknya, para electors hampir selalu memilih capres yang memenangkan suara terbanyak di negara bagian mereka.

Jika seorang elector memberikan suara yang berlawanan dengan capres yang menang di negara bagian itu, mereka disebut "tidak setia".

Pada 2016 contohnya, ada 7 suara yang begitu tapi tidak signifikan memengaruhi hasil akhir pilpres.

Bagaimana jika tidak ada kandidat yang mendapat suara mayoritas?

DPR AS yang akan memilih presiden. Ini hanya terjadi sekali ketika pada 1824 empat capres sama kuat di electoral votes, tak ada yang mayoritas.

Berita Rekomendasi

Akan tetapi dengan sistem dua partai yang diusung AS saat ini, kemungkinan serupa sangat kecil peluangnya untuk terulang.

Uni Eropa tak ingin Trump Menang? 

Hubungan trans-Atlantik merenggang selama empat tahun terakhir sejak Donald Trump menjabat Presiden Amerika Serikat (AS).

Janis Emmanouilidis, Direktur Pusat Kebijakan Eropa, meyakini masih ada harapan untuk memperbaiki hubungan kemitraan Uni Eropa (UE) dengan AS, jika kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden menang dalam pemilihan presiden (pilpres) AS pada Selasa (03/11) besok.

"Tak ada satu pun yang naif, berpikir bahwa kami akan kembali ke suatu bentuk status quo ante. Anda tidak akan dapat mengembalikan waktu ke masa lalu yang indah. Jadi masih akan ada masalah dalam hubungan trans-Atlantik. Tetapi sehubungan dengan kepemimpinan Biden, ada harapan bahwa situasinya bisa membaik secara substansial, "kata Emmanouilidis.

Dia menambahkan bahwa dirinya khawatir hubungan UE-AS akan semakin memburuk jika Biden tidak mampu menggulingkan Donald Trump dari Gedung Putih.

"Kemungkinan dia (Trump) akan memberikan lebih banyak tekanan pada Eropa dalam masa jabatan keduanya dibanding yang dia lakukan di masa jabatan pertama. Dia juga mengidentifikasi Eropa sebagai kejahatan yang lebih besar daripada pemain global lainnya," katanya kepada DW.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas