Pesawat Tanpa Awak Polisi dan Badan Keamanan Maritim Jepang Uji Coba Sebulan
Pesawat terbang tanpa awak Jepang dengan harga sedikitnya 900 juta yen per unit sedang mengelilingi Jepang selama bulan November ini.
Editor: Johnson Simanjuntak
Dalam video yang dirilis, sebagian besar monitor dimatikan, namun kenyataannya, video yang diambil dari pesawat tak berawak, layar radar yang menunjukkan keberadaan kapal, informasi ketinggian dan posisi, kecepatan, dan sebagainya ikut ditampilkan.
Berdasarkan informasi tersebut, misalnya jika ditemukan kapal yang mencurigakan, maka pos komando akan menginstruksikan fasilitas pengendali untuk mengubah rute.
Badan Keamanan Maritim sedang melakukan percobaan demonstrasi untuk memastikan apakah itu dapat digunakan untuk ▽ penyelamatan, ▽ tanggap bencana, ▽ pengendalian kejahatan, ▽ survei kelautan, dan sebagainya.
Dari jumlah tersebut, konten eksperimen untuk memverifikasi kemampuan untuk memeriksa kapal dari langit, yang diperlukan untuk tindakan langsung, dijelaskan menggunakan video yang direkam pada ketinggian lebih dari 3000 meter di atas laut.
Foto kapal yang di bawah dengan mudah dapat diambil dan bergambar sangat jelas berkat teknologi luar angkasa Jepang.
Bahkan adanya kemampuan untuk mengidentifikasi mobil dari puncak Gunung Fuji, kemampuan pemotretan dengan cahaya inframerah.
Misalnya, jika terjadi kecelakaan laut di mana kapal terguling, jika orang yang terlempar menggunakan jaket pelampung, posisinya dapat ditangkap sebagai respons terhadap suhu tubuh. Peran mengkomunikasikan informasi posisi ke kapal penyelamat juga diasumsikan. Deteksi suhu tubuh dapat dilakukan pesawat tersebut.
"Kami juga memverifikasi "penyembunyian" yang diperlukan untuk tindakan keras, yang tidak memungkinkan pihak lain untuk mengenali keberadaannya, dan menemukan bahwa itu kurang terlihat sebagai jet tanpa awak karena suaranya tenang," ungkap sumber Tribunnews.com Senin (2/11/2020).
Ada beberapa bagian yang memiliki kemampuan lebih dari pesawat berawak. Kalaupun 'tanpa awak', akan dapat digunakan untuk bisnis nantinya.
Pengetatan perairan di sekitar Jepang saat ini semakin tinggi. Itulah sebabnya menggunakan pesawat tak berawak, untuk memperkuat sistim keamanan maritim Jepang.
Hal ini terkait pula dengan invasi berulang kali ke perairan teritorial oleh kapal-kapal umum Tiongkok di sekitar Kepulauan Senkaku di Prefektur Okinawa.
"Berdasarkan kebijakan tersebut, kami menambah jumlah kapal patroli besar dan pesawat serta mengamankan personel, dan eksperimen demonstrasi ini adalah bagian dari itu, tetapi pihak China juga tampaknya mengaktifkan aktivitasnya pula."
Sampai dengan akhir Oktober sudah ratusan kali pelanggaran dilakukan angkatan laut China memasuki perairan Jepang secara ilegal.
Bukan hanya Kepulauan Senkaku. Dalam beberapa tahun terakhir, kapal penangkap ikan dari Korea Utara dan China telah berulang kali beroperasi secara ilegal di sekitar Yamato Tai di lepas Semenanjung Noto.