Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

9 Pemimpin Dunia yang Belum Memberi Selamat kepada Joe Biden, dari Vladimir Putin hingga Kim Jong Un

Berikut sembilan pemimpin dunia yang belum memberi selamat kepada Joe Biden, dari Vladimir Putin hingga Kim Jong Un.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Daryono
zoom-in 9 Pemimpin Dunia yang Belum Memberi Selamat kepada Joe Biden, dari Vladimir Putin hingga Kim Jong Un
Kolase AFP/ALEXEI DRUZHININ/@realxijinping
Berikut sembilan pemimpin dunia yang belum memberi selamat kepada Joe Biden, dari Vladimir Putin hingga Kim Jong Un. 

TRIBUNNEWS.COM - Kandidat dari Demokrat, Joe Biden, telah diproyeksikan sebagai presiden AS terpilih pada Sabtu (7/11/2020) lalu.

Banyak pemimpin dunia yang bergegas memberi selamat atas kemenangannya.

Namun, tak semua pemimpin dunia tertarik untuk segera melakukan hal yang sama.

Berikut adalah beberapa pemimpin dunia yang diketahui belum memberi ucapan selamat kepada Joe Biden, atau setidaknya tidak segera mengucapkan selamat, dilansir BBC:

1. Presiden Rusia, Vladimir Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di negara tersebut terkait wabah koronavirus di kediaman Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 25 Maret 2020.
Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di negara tersebut terkait wabah koronavirus di kediaman Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 25 Maret 2020. (AFP/ALEXEI DRUZHININ)

Empat tahun lalu, Vladimir Putin termasuk orang pertama yang memberi selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya.

Namun kali ini, belum ada cuitan atau panggilan apa pun dari Putin kepada Biden.

Baca juga: Kremlin Bantah Laporan Putin akan Mundur dari Jabatannya karena Masalah Kesehatan

Berita Rekomendasi

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Putin menunda memberi ucapan selamat kepada Biden karena adanya tuntutan hukum yang sedang diajukan tim kampanye Trump.

"Kami yakin hal yang benar untuk dilakukan adalah menunggu hasil resmi pemilihan," katanya kepada wartawan.

Namun, wartawan BBC, Steve Rosenberg di Moskow mengatakan, ada kecurigaan bahwa Moskow tidak senang dengan hasil Pilpres AS tahun ini.

Pasalnya, Biden adalah kritikus vokal Moskow.

Apalagi baru-baru ini, Biden mengidentifikasi Rusia sebagai ancaman terbesar bagi Amerika.

Rusia juga dituduh ikut campur dalam Pemilu AS 2016 untuk membuat Trump terpilih.

2. PM Slovenia, Janez Jansa

Janez Jansa termasuk pemimpin dunia yang menunjukkan dukungannya kepada Trump secara terang-terangan.

Bahkan, Jansa mencuitkan ucapan selamat kepada Trump pada Rabu (4/11/2020) lalu, jauh sebelum penghitungan suara hampir selesai.

Sejak saat itu, dia berulang kali menuding kecurangan pemilihan yang dilakukan oleh Partai Demokrat.

Namun, pada Sabtu (7/11/2020) lalu, Jansa menunjukkan bahwa AS adalah mitra strategis Slovenia.

Baca juga: PM Slovenia Sudah Beri Ucapan Selamat ke Trump Padahal Penghitungan Suara Pilpres AS Belum Rampung

Dia mengatakan, hubungan persahabatan antara AS dan Slovenia akan tetap terjalin, siapa pun presidennya.

Meskipun begitu, Jansa belum mengucapkan selamat kepada Biden.

Padahal, para pemimpin Slovenia lainnya, termasuk Presiden Borut Pahor, mengucapkan selamat kepada Joe Biden.

3. Menteri Dalam Negeri Estonia, Mart Helme

Mart Helme mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin (9/11/2020) kemarin setelah dia dan putranya, Menteri Keuangan Martin Helme, membuat tuduhan tentang kecurangan dalam Pilpres AS di sebuah acara bincang-bincang radio pada Minggu (8/11/2020) sebelumnya.

Helme juga menggencarkan tuduhan korupsi yang tidak berdasar terhadap Joe Biden dan putranya, Hunter Biden.

"Tidak ada gunanya membicarakan demokrasi atau supremasi hukum apa pun jika pemilu bisa begitu terang-terangan dicurangi secara masif," ujar Helme.

4. Presiden Brasil, Jair Bolsonaro

Jair Bolsonaro.
Jair Bolsonaro. (Aljazeera)

Bolsonaro sering dianggap sebagai sekutu Trump, sehingga dijuluki sebagai "Trump of the Topics."

Oleh karena itu, tak mengherankan jika Bolsonaro belum memberi selamat kepada Biden.

Laporan media Brasil yang mengutip sumber-sumber pemerintah mengabarkan, Bolsonaro berencana untuk menunggu hasil dari gugatan hukum Trump atas Pilpres AS.

Baca juga: Presiden Brasil Bolsonaro Berharap Trump Kembali Jadi Presiden AS  

5. Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador

Presiden Meksiko, Andrés Manuel López Obrador.
Presiden Meksiko, Andrés Manuel López Obrador. (JAVIER LIRA OTERO)

Lopez Obrador adalah pemimpin Amerika Latin lainnya yang telah berusaha menjaga hubungan baik dengan Trump.

Meskipun begitu, masih ada ketegangan atas kebijakan keras Donald Trump tentang migran, khususnya janjinya untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan kedua negara.

Oleh karena itu, pemimpin Meksiko berhati-hati dalam merespons Pilpres AS.

Lopez Obrador mengatakan, dia akan menunggu hingga masalah hukum terkait pemilu selesai.

"Kami tidak ingin ceroboh. Kami tidak ingin bertindak enteng," katanya pada konferensi pers, menambahkan bahwa Meksiko memiliki hubungan yang sangat baik dengan kedua kandidat.

6. PM Israel, Benjamin Netanyahu

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (KOMPAS.COM)

Netanyahu termasuk pemimpin dunia yang tidak pernah menyembunyikan kedekatannya dengan Trump.

Meskipun dia memberi salam kepada Biden dalam sebuah video, para pengamat mencatat tidak adanya kata "presiden terpilih" dan "wakil presiden terpilih" dalam ucapannya.

"Saya ingin membuka dengan salam untuk Joe Biden dan Kamala Harris."

"Selama hampir 40 tahun, saya memiliki hubungan pribadi, awet, dan hangat dengan Joe biden dan saya mengenalnya sebagai teman baik di negara Israel," ujarnya dalam sebuah pernyataan video.

Baca juga: Israel Undang Biden ke Yerusalem di Tengah Tuntutan Palestina Cabut Perpindahan Kedutaan

Netanyahu mengakhiri pesan tersebut dengan memberikan penghormatan kepada Trump atas persahabatan AS dengan Israel.

Secara pribadi, Netanyahu berterima kasih kepada Trump karena mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, membalikkan kebijakan AS selama beberapa dekade, dan bersikap keras terhadap Iran.

7. Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. (answers africa)

Putra mahkota Saudi telah menyatakan kemenangan Biden.

Namun, Mohammed bin Salman menyatakannya setelah 24 jam kemenangan Biden tersiar di dunia.

Sementara itu, para pemimpin Timur Tengah lainnya telah mengucapkan selamat sejak hari Sabtu (7/11/2020).

Padahal, Mohammed bin Salman tidak membutuhkan waktu lama untuk memberi selamat kepada Presiden Tanzania, John Magufuli, atas pemilihannya, pada hari yang sama.

Biden telah berjanji untuk memperbaiki kembali hubungan dengan Arab Saudi, khususnya atas pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi dan perang saudara di Yaman.

Baca juga: Biden Menang, Taiwan Cemas Ditinggal Amerika dan Bakal Sendirian Hadapi China

8. Presiden China, Xi Jinping

Presiden China, Xi Jinping.
Presiden China, Xi Jinping. (Instagram: @realxijinping)

Xi Jinping mengucapkan selamat kepada Trump pada 2016 silam, sehari setelah kemenangannya dalam Pilpres AS kala itu.

Namun kali ini, China masih menahan diri untuk memberikan reaksi apa pun terhadap hasil pemilu AS.

Juru bicara Kemenlu, Wang Wenbin, menyatakan kemenangan Biden dalam sebuah pengarahan pada Senin (9/11/2020).

Namun, Beijing akan tetap mengawasi jalannya hukum dan prosedur atas gugatan terhadap Pilpres AS.

9. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un

Tangkapan layar yang diambil dari siaran KCNA pada 10 Oktober 2020 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara kepada peserta parade militer di alun-alun Kim Il Sung di Pyongyang.
Tangkapan layar yang diambil dari siaran KCNA pada 10 Oktober 2020 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara kepada peserta parade militer di alun-alun Kim Il Sung di Pyongyang. (KCNA VIA KNS / AFP)

Belum ada tanggapan dari Kim Jong Un atas hasil pemilu AS.

Bahkan, hingga Senin (9/11/2020) waktu AS, media pemerintah Korut masih bungkam.

Pada 2016 lalu, Kim Jong Un juga tidak memberikan selamat kepada Trump, hingga dua hari setelah hasil pemilihan keluar.

Diketahui, Trump dan Kim Jong Un memiliki hubungan yang bergejolak.

Meskipun begitu, mereka telah melakukan tiga kali pertemuan tatap muka yang bersejarah.

Sementara itu, Biden menggambarkan Kim Jong Un sebaagi "preman" dan mengatakan bahwa dia tidak tertarik untuk berdiplomasi pribadi dengannya.

Pemimpin Korea Utara itu pun menyebut Biden sebagai "orang bodoh dengan IQ rendah."

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas