Pelaku Penembakan Kedutaan Saudi di Den Haag Punya 'Motif Terorisme'
Tersangka berusia 40 tahun itu ditahan pada Kamis pekan lalu beberapa jam setelah insiden itu terjadi.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, AMSTERDAM - Seorang pria yang diduga menembakkan pistol ke kedutaan Arab Saudi di Den Haag pekan lalu memiliki "motif terorisme."
Demikian disampaikan jaksa penuntut umum Belanda pada Senin (16/11/2020).
Tersangka berusia 40 tahun itu ditahan pada Kamis pekan lalu beberapa jam setelah insiden itu terjadi.
Dalam insiden itu tidak ada korban yang terluka.
“Pria itu diduga melakukan tindakan kekerasan di gedung kedutaan, mencoba membunuh penjaga gedung dan menebar ancaman, semuanya "dengan tujuan terorisme," kata kantor Jaksa Penuntut Umum dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AFP dan Alarabiya, Selasa (17/11/2020).
"Motif terorisme itu terbukti dari fakta bahwa tersangka tampaknya ingin menebaf ketakutan pada penghuni kedutaan melalui tindakannya," jelas JPU, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Baca juga: Kecaman Dunia Sikapi Serangan Terhadap Kedutaan Besar Arab Saudi di Den Haag Belanda
Hakim memperpanjang penahanan tersangka selama 14 hari lagi pada sidang pada hari Senin.
Polisi Belanda telah menemukan pada Kamis pekan lalu beberapa selongsong peluru di luar kedutaan dan lubang peluru di jendela gedung.
Pada saat kejadian kedutaan Saudi mengkonfirmasi tidak ada stafnya yang terluka, dan mendesak warga Saudi di Belanda untuk "berhati-hati."
Kecaman Dunia Atas Serangan di Kedutaan Besar Saudi di Belanda
Serangan senjata terhadap Kedutaan Besar Arab Saudi di Belanda pada Kamis (12/11/2020) dikutuk oleh organisasi Islam dan komunitas internasional.
Rentetan tembakan ke misi diplomatik Arab Saudi di Den Haag, sehari setelah serangan bom saat upacara internasional memperingati berakhirnya Perang Dunia I di sebuah pemakaman di Kota Jeddah, melukai setidaknya dua orang.
Personel keamanan di kedutaan memberi tahu layanan keamanan Belanda segera setelah insiden itu terjadi dan gedung itu dijaga ketat, lapor kantor berita Saudi Press Agency (SPA).
Dilaporkan tidak ada jatuh korban dalam penembakan itu.
Polisi Belanda mengatakan pada Kamis (12/11/2020) sore waktu setempat, mereka telah menangkap seorang pria berusia 40 tahun dari kota Zoetermeer sehubungan dengan penembakan itu.
"Polisi menangkap seorang pria dari Zoetermeer (40) pada Kamis sore, 12 November sekitar pukul 14.15 WIB atas dugaan keterlibatan dalam insiden penembakan di kedutaan Arab Saudi," kata kepolisian Den Haag dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AFP dan Alarabiya, Jumat (13/11/2020).
"Petugas kepolisian juga menyita mobil penumpang untuk penyelidikan lebih lanjut. Tersangka ditahan dan akan diinterogasi," tambah polisi.'
Motif penembakan belum diketahui.
Dalam sebuah tweet, polisi Belanda mengatakan: "Tepat sebelum pukul 06.00 pagi, kami menerima pesan bahwa terjadi penembakan ke sebuah bangunan di Den Haag. Tidak ada luka-luka. "
Jalan menuju kedutaan segera ditutup dan petugas keamanan bergerak saat penyelidikan forensik atas insiden itu berlangsung.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyerukan agar para pelakunya dibawa ke pengadilan.
Sementara Parlemen Arab mengutuk serangan itu dan berjanji memberikan dukungannya untuk setiap langkah yang diambil oleh Kerajaan Saudi untuk melindungi keamanannya dan warganya.
Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional UEA menggambarkan insiden itu sebagai serangan "kriminal" terhadap kedutaan.
UEA menambahkan bahwa mereka menolak "semua bentuk kekerasan yang bertujuan untuk mengacaukan keamanan dan stabilitas yang bertentangan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama dan kemanusiaan."
Dhaifallah Ali Al-Fayez, juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Yordania, mengatakan Amman mengecam "tindakan pengecut" dan penargetan orang yang tidak bersalah.
Dia menambahkan bahwa Yordania berdiri "benar-benar" bersama Arab Saudi terhadap semua ancaman terhadap keamanan dan fasilitas negara itu.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan insiden itu telah menjadi "serangan pengecut dan mempercayai langkah-langkah yang diambil oleh otoritas Belanda untuk mengungkap para pelaku."
“Pakistan juga "mengutuk keras" insiden penembakan di Kedutaan Besar Saudi di Den Haag,” kata Kementerian Luar Negeri pada Jumat (13/11/2020).
"Serangan memalukan itu secara terang-terangan melanggar semua hukum dan norma internasional," kata sebuah pernyataan dari kementerian,
Kementerian itu juga menyatakan solidaritas dengan Arab Saudi "terhadap ancaman apa pun terhadap keselamatan dan keamanannya."
Pakistan memuji tindakan cepat yang diambil oleh otoritas Belanda, kata kementerian itu, dan berharap bahwa mereka yang bertanggung jawab akan segera dibawa ke pengadilan.
Arab Saudi berterima kasih kepada otoritas Belanda atas respon cepat mereka dalam bergerak ke tempat kejadian dan mendesak warga Saudi di Belanda untuk ekstra hati-hati.
Kementerian Luar Negeri Belanda mengatakan dalam sebuah pernyataan, pihaknya menilai sangat serius kasus penembakan itu dan terus berhubungan intens dengan otoritas Saudi.
“Sejumlah selongsong peluru ditemukan di tempat kejadian,” kantor berita Belanda ANP mengutip keterangan polisi.
Kerajaan mengatakan sedang menunggu hasil penyelidikan polisi Belanda dan mendorong mereka yang bertanggung jawab atas serangan akan dibawa ke pengadilan.
Media lokal mengatakan 20 lubang peluru ditemukan di gedung dan menunjukkan gambar lubang di jendela.
Namun Polisi, tidak mengatakan berapa banyak tembakan telah ditembakkan.
Sehari sebelumna, pada hari Rabu (11/11/2020), sebuah bom meledak di Jeddah, Arab Saudi.
Sedikitnya tiga orang terluka ketika alat peldak meledak saat upacara internasional memperingati berakhirnya Perang Dunia I di sebuah pemakaman di Kota Jeddah.
Upacara ini bukan acara biasa, karena dihadiri perwakilan-perwakilan sejumlah negara.
Aljazeera melaporkan, upacara itu dihadiri Kedutaan Besar Prancis, Yunani, Italia, Inggris dan Amerika Serikat.
Ledakan itu adalah insiden kedua yang terjadi di kota pelabuhan Laut Merah dalam beberapa minggu terakhir, dan serangan bom pertama yang jelas menargetkan orang asing di kerajaan Arab Saudi. ( Alarabiya/AFP/Reuters/AP/ Arab News).