Tak Boleh Berpuas Diri, Dirjen WHO Sebut Vaksin Saja Tidak Cukup untuk Mengakhiri Pandemi Covid-19
"Vaksin saja tidak akan mengakhiri pandemi Covid-19," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (16/11/2020).
Editor: Rizki Aningtyas Tiara
![Tak Boleh Berpuas Diri, Dirjen WHO Sebut Vaksin Saja Tidak Cukup untuk Mengakhiri Pandemi Covid-19](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tedros-adhanom-ghebreyesus-saat-rapat-di-kantor-who-di-genewa-swiss-pada-5-oktober-2020.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Dalam menghadapi pandemi virus corona penyebab penyakit Covid-19 yang telah berlangsung hampir satu tahun, berbagai negara di dunia tengah mengembangkan vaksin.
Namun, ada satu hal dari vaksin yang disoroti oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan berita 'baik' mengenai vaksin Covid-19, tetapi juga mencemaskan adanya lonjakan kasus infeksi di berbagai negara.
Sehingga, ia menekankan, 'berpuas diri' bukanlah opsi untuk saat ini.
Hal tersebut disampaikan Tedros pada Senin (16/11/2020) kemarin, sebagaimana dikutip TribunPalu.com dari laman Channel News Asia.
"Kami masih terus mendapatkan berita baik tentang vaksin Covid-19 dan tetap optimis sekaligus waspada mengenai perangkat baru yang potensial dan akan tiba dalam beberapa bulan mendatang," kata Tedros dalam sebuah konferensi pers virtual.
Namun ia menambahkan, "Ini bukanlah saat untuk berpuas diri."
Baca juga: Studi Pada Kerusakan Paru-paru Jenazah Pasien Covid-19 Tunjukkan Penyebab Terjadinya Long Covid
Baca juga: Studi Sebut Penggunaan Masker Bisa Picu Timbulnya Eksim bagi Orang yang Berkulit Sensitif
![Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus](https://cdn-2.tstatic.net/palu/foto/bank/images/jenderal-who-tedros-adhanom-ghebreyesus66.jpg)
Tedros menyampaikan pernyataan ini seiring adanya harapan global dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Harapan dalam menghadapi pandemi Covid-19 turut meningkat setelah adanya kandidat kedua vaksin yang memiliki tingkat efektivitas mencapai 95 persen dalam uji coba yang tengah berlangsung.
Berita dari perusahaan bioteknologi AS, Moderna, membawa optimisme yang diperlukan dunia dalam menghadapi lonjakan kasus infeksi Covid-19 dan sejumlah pembatasan-pembatasan dalam menekan penularan virus.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.