Pengunjuk Rasa Thailand Lempar Cat hingga Semprotkan Air ke Markas Polisi
Pengunjuk rasa anti-pemerintah di Ibu Kota Thailand, Bangkok, menyemprotkan air dan melemparkan cat ke markas polisi.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
"Budak tirani," teriak para pengunjuk rasa di luar gedung di pusat kota Bangkok.
Banyak yang datang dilengkapi dengan helm, kaca mata dan masker gas untuk melindungi diri.
Baca juga: Sempat Jadi Momok Timnas Indonesia, Pemain Malaysia Kini Dibuat Babak Belur di Liga Thailand
Konfrontasi Sejak Juli 2020
Protes Rabu ini terjadi sehari setelah konfrontasi paling keras sejak gerakan demokrasi dimulai pada Juli.
Saat itu, polisi menembakkan gas air mata dan meriam air kepada para pengunjuk rasa yang berusaha mencapai Parlemen.
Aktivis pro-demokrasi juga bentrok dengan kaum royalis yang juga turun ke jalan.
Lebih dari 50 orang terluka pada Selasa (17/11/2020).
Petugas medis memaparkan, enam di antaranya mendapat luka tembak, meski tidak jelas siapa yang bertanggung jawab atas penembakan itu.
Baca juga: Polisi di Thailand Selidiki Media atas Liputan Protes, Diduga Ada Konten yang Pengaruhi Keamanan
55 Orang Terluka
Ribuan orang mengikuti aksi unjuk rasa atau demonstrasi (demo) di parlemen Thailand, Selasa (17/11/2020) kemarin.
Channel News Asia melaporkan, aksi demo diwarnai bentrokan antara demonstran dengan polisi.
Pusat Medis Erawan Bangkok melaporkan, sekira ada 55 orang yang terluka karena bentokan itu, 32 di antaranya terkena gas air mata dan enam orang mengalami luka tembak.
Polisi menembakkan meriam air dan gas air mata ke demonstran yang memotong barikade kawat dan menghilangkan beton di pagar parlemen.
Polisi membantah tuduhan bahwa mereka yang telah melepaskan tembakan dengan peluru tajam atau peluru karet.
"Kami berusaha menghindari bentrokan," kata Wakil Kepala Polsisi Bangkok Piya Tavichai.
Diakui Piya Tavichai, polisi memang mendorong demonstran dari parlemen, tetapi hal itu dilakukan untuk memisahkan mereka dari ratusan pengunjuk rasa yang mengenakan kaos kuning.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Rica)